JAKARTA, KOMPAS.com - Penutupan putaran balik (u-turn) di pertigaan Pasar Santa, Jakarta Selatan, yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta, ditentang masyarakat.
Penutupan awalnya diharapkan bisa mengurai kemacetan. Namun, apa yang diharapkan justru berbanding terbalik dengan realita.
Kemacetan justru terjadi lantaran persimpangan itu ditutup dengan barier beton. Akibatnya, kendaraan yang melaju dari arah Kapten Tendean menuju Jalan Wolter Monginsidi melaju dengan lambat.
Kendaraan yang hendak menuju ke arah Jalan Senopati untuk ke Jalan Wijaya bahkan diarahkan untuk putar balik di bawah kolong jalan layang (fly over) Kapten Tendean.
Baca juga: U-turn Pasar Santa Ditutup, Kemacetan Terjadi di Sekitarnya
Selain karena akses pemisah jalan yang ditutup, kemacetan juga terjadi karena banyak mobil yang hendak masuk ke berbagai bangunan pertokoan yang ada di sana.
Jalur sepeda yang berada di sisi kiri Wolter Mongisidi pun dimakan oleh kendaraan baik itu sepeda motor atau mobil yang melaju secara lambat.
Kemacetan justru terurai di jalan yang akses pemisahnya tidak ditutup menggunakan barrier beton.
Salah satu yang soal penutupan u-turn itu adalah pengendara ojek online bernama Priyatno (32).
Pengemudi yang sehari-hari nongkrong di kawasan Pasar Santa ini tahu persis bahwa usaha Pemprov DKI mengurai kemacetan dengan menutup simpang itu adalah usaha yang sia-sia.
"Jadi, yang seharusnya hanya macet di jalan layang Kapten Tendean, malah macet di semua jalan," ujar Priyatno kepada Kompas.com di Jakarta Selatan, Minggu (16/4/2023).
Baca juga: Rekayasa Lalin di Simpang Santa Disebut Tak Efektif, Heru Budi: Dari 100 Orang, Cuma 1 yang Bicara
Selain karena penutupan tersebut, kondisi di jalan tersebut dipastikan akan selalu macet karena di sana banyak bangunan pertokoan.
Lebih lanjut, Priyatno mengatakan, akses jalan alternatif di sekitar wilayah tersebut jadi banyak yang ditutup karena tak sedikit kendaraan yang mencari jalan pintas.
"Yang jelas, sejak ada penutupan, portal-portal di jalur alternatif ditutup semua, padahal dulu sering dibuka," ungkap Priyatno.
Penutupan jalan-jalan alternatif itu akhirnya berimbas ke pengendara dari arah Jalan Senopati yang mau ke Jalan Wijaya.
Sebab, mereka akan menempuh waktu lebih lama karena arus kendaraan akan diarahkan untuk putar balik di kolong jalan layang Kapten Tendean.