Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Imbas Sopir Angkot di Bogor Mogok Massal, Sejumlah Penumpang Terlantar

Kompas.com - 17/04/2023, 19:48 WIB
Ramdhan Triyadi Bempah,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com - Aksi mogok massal yang dilakukan ratusan sopir angkutan perkotaan (angkot) di Kota Bogor, Jawa Barat, berimbas terlantarnya sejumlah pengguna transportasi tersebut, Senin (17/4/2023).

Banyak dari mereka merasa dirugikan akibat aksi mogok itu.

Bahkan, warga terpaksa beralih menggunakan transportasi lain dan mengeluarkan biaya lebih besar untuk bisa sampai ke tempat tujuannya.

Baca juga: Tuntut Berlaku Tarif Biskita Transpakuan, Ratusan Sopir Angkot di Bogor Mogok Massal

Herlina (34), warga Kedung Halang, Kota Bogor ini, misalnya.

Ia terpaksa harus memesan ojek online untuk bisa sampai ke tempat kerjanya yang berada di kawasan Jalan Padjadjaran.

Jika biasanya Herlina hanya membayar tarif angkot sebesar Rp 5.000 untuk sampai ke kantornya, kini ia harus merogoh kocek tiga kali lipat ketika beralih menggunakan layanan ojol.

"Mau gimana lagi, sopir angkotnya pada mogok. Jadi mesen ojek online, tapi biayanya lebih besar. Yang penting bisa sampai ke tempat kerja," kata Herlina.

Hal itu terpaksa ia lakukan lantaran tak ada angkot yang beroperasi. Ia juga mengaku tak ada pemberitahuan sebelumnya soal aksi mogok itu.

Baca juga: Biskita Trans Pakuan Kota Bogor Dapat Penghargaan Sebagai Transportasi Publik Ramah Anak

"Enggak ada angkot, sopirnya pada mogok beroperasi. Enggak tahu sampai kapan mogoknya ini," kata dia.

Sejumlah calon penumpang di Terminal Laladon yang berada di perbatasan antara Kota dan Kabupaten Bogor juga terdampak dari aksi mogok ratusan sopir angkot ini.

Salah satu calon penumpang di Terminal Laladon, Suwardi (52), mengaku sudah terlantar lebih dari satu jam karena tidak adanya angkot yang menuju ke Kota Bogor.

Suwardi mengaku tidak mengetahui soal adanya aksi mogok massal itu. Kata dia, seharusnya informasi itu diberitahukan terlebih dulu sehingga masyarakat bisa mengantisipasi.

"Kalau kayak gini kan yang dirugikan kami, masyarakat," ketus dia.

Baca juga: Pemkot Bogor Lakukan Kajian untuk Tetapkan Tarif Biskita Transpakuan

Ratusan sopir angkot di Kota Bogor, Jawa Barat, mogok beroperasi, Senin (17/4/2023).

Selain itu, mereka juga menggelar aksi unjuk rasa di Balai Kota Bogor, Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bogor, hingga Kantor Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bogor.

Dalam aksi unjuk rasa, para sopir angkot menuntut agar Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor segera memberlakukan tarif terhadap operasional Biskita Transpakuan.

Menurut para sopir, banyak masyarakat yang akhirnya beralih menggunakan layanan Biskita Transpakuan sehingga berdampak pada pemasukan mereka.

"Kami menuntut supaya Biskita ini harus berbayar. Sambil menunggu diberlakukan tarif, kami minta Biskita berhenti beroperasi," kata salah satu perwakilan sopir angkot, Rusdian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPAI Minta Polisi Kenakan UU Pornografi ke Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar

KPAI Minta Polisi Kenakan UU Pornografi ke Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar

Megapolitan
Sudah Lakukan Ganti Untung, Jakpro Minta Warga Kampung Susun Bayam Segera Kosongi Rusun

Sudah Lakukan Ganti Untung, Jakpro Minta Warga Kampung Susun Bayam Segera Kosongi Rusun

Megapolitan
Anak di Jaktim Disetubuhi Ayah Kandung, Terungkap Ketika Korban Tertular Penyakit Kelamin

Anak di Jaktim Disetubuhi Ayah Kandung, Terungkap Ketika Korban Tertular Penyakit Kelamin

Megapolitan
Viral Video Pencopotan Spanduk Sekda Supian Suri oleh Satpol PP Depok

Viral Video Pencopotan Spanduk Sekda Supian Suri oleh Satpol PP Depok

Megapolitan
BNN Tangkap 7 Tersangka Peredaran Narkoba, dari Mahasiswa sampai Pengedar Jaringan Sumatera-Jawa

BNN Tangkap 7 Tersangka Peredaran Narkoba, dari Mahasiswa sampai Pengedar Jaringan Sumatera-Jawa

Megapolitan
Tren Penyelundupan Narkoba Berubah: Bukan Lagi Barang Siap Pakai, tapi Bahan Baku

Tren Penyelundupan Narkoba Berubah: Bukan Lagi Barang Siap Pakai, tapi Bahan Baku

Megapolitan
Kronologi Kampung Susun Bayam Digeruduk Ratusan Sekuriti Suruhan Jakpro

Kronologi Kampung Susun Bayam Digeruduk Ratusan Sekuriti Suruhan Jakpro

Megapolitan
KPAI: Siswa SMP yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Rawat Jalan di Rumah

KPAI: Siswa SMP yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Rawat Jalan di Rumah

Megapolitan
BNN Ungkap Lima Kasus Peredaran Narkoba, Salah Satunya Kampus di Jaktim

BNN Ungkap Lima Kasus Peredaran Narkoba, Salah Satunya Kampus di Jaktim

Megapolitan
Antisipasi Percobaan Bunuh Diri Berulang, KPAI Minta Guru SMP di Tebet Deteksi Dini

Antisipasi Percobaan Bunuh Diri Berulang, KPAI Minta Guru SMP di Tebet Deteksi Dini

Megapolitan
Bus Transjakarta Bisa Dilacak 'Real Time' di Google Maps, Dirut Sebut untuk Tingkatkan Layanan

Bus Transjakarta Bisa Dilacak "Real Time" di Google Maps, Dirut Sebut untuk Tingkatkan Layanan

Megapolitan
Kampung Susun Bayam Dikepung, Kuasa Hukum Warga KSB Adu Argumen dengan Belasan Sekuriti

Kampung Susun Bayam Dikepung, Kuasa Hukum Warga KSB Adu Argumen dengan Belasan Sekuriti

Megapolitan
Fakta Penutupan Paksa Restoran di Kebon Jeruk, Mengganggu Warga karena Berisik dan Izin Sewa Sudah Habis

Fakta Penutupan Paksa Restoran di Kebon Jeruk, Mengganggu Warga karena Berisik dan Izin Sewa Sudah Habis

Megapolitan
KPAI Minta Hukuman Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar Diperberat

KPAI Minta Hukuman Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar Diperberat

Megapolitan
Pemerkosa Remaja di Tangsel Masih Satu Keluarga dengan Korban

Pemerkosa Remaja di Tangsel Masih Satu Keluarga dengan Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com