JAKARTA, KOMPAS.com - Dadang Permana (44), sopir bus AKAP PO Kramat Djati, mengungkapkan, ia pernah dicaci-maki oleh penumpang.
Hal tersebut cukup membekas pada dirinya lantaran penyebab cacian yang dilontarkan sangat sepele.
"Dicaci-maki sama penumpang karena soal ongkos. Mereka enggak tahu harga tiket," ucap Dadang di Terminal Kampung Rambutan, Ciracas, Jakarta Timur, Selasa (18/4/2023).
Harga tiket untuk menaiki bus yang dikemudikan Dadang dari Jakarta Timur menuju Subang adalah Rp 60.000 pada hari biasa.
Sementara setiap momen Lebaran, harga tiketnya naik Rp 15.000 menjadi Rp 75.000.
Akan tetapi, harga akan kembali normal menjadi Rp 60.000 begitu musim mudik Lebaran berakhir.
"Karena mereka enggak ngerti harga, mereka juga suka komplain. Dikira harganya naik atau terlalu mahal. Kami kan ikut aturan saja," Dadang berujar.
Terlepas dari cacian yang diterima, Dadang tetap menikmati bekerja sebagai sopir bus AKAP.
Baca juga: Bermodal Nekat dan Restu Orangtua, Wakhid Kuasai Jalanan Lintas Provinsi sebagai Sopir Bus
Sebab, pekerjaan itu membuatnya mampu menghidupi keluarganya di Sumedang.
Akan tetapi, pendapatannya menurun seiring jumlah penumpang yang turut menurun imbas pandemi Covid-19, terutama selama momen Lebaran.
Sebelum pandemi Covid-19, sebelum 2019, biasanya lonjakan penumpang sudah tampak sejak tujuh hari sebelum Lebaran.
Bahkan, tiga hari sebelum Lebaran, Dadang hanya perlu mengetem di Terminal Kampung Rambutan selama 30 menit saja.
"30 menit saja sudah penuh itu, satu bus kapasitas 59 orang. Sekarang hampir lebih dari satu jam baru ada 15 orang, enggak banyak," terang Dadang.
Tentunya, hal ini memengaruhi pendapatan Dadang.
Baca juga: Saat Madu Murni Jadi Doping Sopir Bus Rute Lintas Sumatera...
Sebab, sebelum pandemi, ia mampu membawa pulang Rp 300.000-Rp 400.000 per hari.
"Itu sudah dipotong untuk setoran dan bagi-bagi sama kondektur. Sekarang per hari di bawah itu, kemarin (17/4/2023) cuma dapat Rp 100.000," kata Dadang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.