JAKARTA, KOMPAS.com - Sudah delapan bulan terakhir Yulyanti (43) menjadi pedagang kaki lima (PKL) yang mangkal di pinggir Jalan RE Martadinata, dekat Gerbang Tol Ancol Timur, Pademangan, Jakarta Utara.
Meski mencari uang ditemani bising deru kendaraan, Yulyanti tetap semringah melayani pembeli yang kehausan akibat teriknya matahari.
Pakaian yang dikenakan Yulyanti tidak neko-neko. Ia hanya mengenakan kaus putih lengan panjang dan kerudung hitam yang warnanya senada dengan celana panjangnya.
Tidak lupa, Yulyanti memakai tas kecil berwarna coklat muda yang diselempangkan di bahu kirinya untuk mengantongi uang hasil jualan minuman saset berbagai merek.
"Tetap nyaman menjalani, walau awalnya terpaksa untuk sambi hidup," ucap Yulyanti kepada Kompas.com sambil tersenyum, Rabu (3/5/2023).
Delapan bulan lalu, Yulyanti mengaku terpaksa menjadi PKL, setelah suaminya yang berinisial S (48) terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) dari pekerjaan sebagai petugas Unit Pelaksana Kerja (UPK) Badan Air Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta.
Hal pahit ini dialami pendamping hidupnya pada Desember 2021 usai bertugas sebagai salah satu petugas UPK Badan Air selama tujuh tahun terakhir.
Semua ini berawal saat S mengalami kecelakaan tunggal pada September 2021 karena menghindari wanita paruh baya yang hendak menyeberang di kawasan Penjaringan, Jakarta Utara.
"Gara-gara kecelakaan tersebut, patah ininya (tulang kaki), keluar gitu, kecelakaan motor. Akhirnya dioperasi dengan memasang pen di lutut. Saat ini masih dalam masa pemulihan," ungkap Yulyanti.
Baca juga: Polisi: Penembak Kantor MUI Punya Riwayat Asma dan Sakit Jantung
Yulyanti menuturkan, biaya operasi suaminya ditanggung BPJS Kesehatan. Namun, Yulyanti tetap harus merogoh kantong pribadi untuk biaya perawatan lainnya. Akibatnya, usahanya bangkrut.
"Ya namanya rumah sakit, habis-habisan waktu itu," tutur Yulyanti.
Pada Desember 2021, kontrak kerja S yang statusnya sebagai pekerja harian lepas ini habis. Kontrak kerja S tak diperpanjang.
"Kurang tahu alasannya apa, ya namanya kami bawahan, enggak bisa buat apa-apa lagi," ucap Yulyanti.
Ibu satu anak itu bersama sang suami sempat mendatangi Kantor Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta untuk meminta kepastian.
"Saya sempat ke sana sama suami buat tanya kepastian status kerja. Soalnya di daftar kerja di sana, nama suami saya sudah enggak ada," kata Yulyanti.