JAKARTA, KOMPAS.com - Kapolda Metro Jaya Irjen Karyoto mengusulkan agar senjata untuk olahraga menembak tak diizinkan dibawa pulang ke rumah oleh pemiliknya.
Menurut dia, senjata jenis airsoft gun maupun air gun untuk olahraga menembak sebaiknya disimpan di tempat latihan.
"Saran saya, kalau memang senjata itu senjata olahraga ya disimpan ditempat olahraga. Saya titipkan anggota Perbakin, ini saya titipkan. Begitu mau latihan nanti saya ambil," ujar Karyoto kepada wartawan, Senin (8/5/2023).
Menurut dia, langkah tersebut bisa menjadi salah satu cara mencegah penyalahgunaan airsoft gun dan air gun di luar kegiatan olahraga menembak.
Baca juga: Soal Aturan Airsoft Gun dan Air Gun, Kapolda Bakal Gelar Diskusi untuk Perketat Pengawasan
"Iya itu salah satunya cara, untuk tidak dibawa pulang ke rumah," jelas Karyoto.
Karyoto mengaku usulan tersebut akan disampaikan dalam rencana diskusi evaluasi pengawasan senjata bersama Badan Intelijen Keamanan (Baintelkam) hingga asosiasi olahraga menembak.
"Ini akan menjadi topik yang jadi bahan diskusi antara kami, Kabaintelkam, organisasi shooting club maupun Perbakin," ujar Karyoto kepada wartawan, Senin (8/5/2023).
Karyoto mengakui bahwa beberapa kasus tindak pidana yang terjadi beberapa waktu belakangan, dilakukan oleh pelaku bersenjata airsoft gun maupun air gun.
Sebagai contoh, kasus penembakan kantor pusat Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang pelakunya menggunakan air gun.
Baca juga: Polisi Resmi Tahan David Yulianto, Penganiaya Sopir Taksi Online di Tol Dalam Kota
Kemudian, penganiayaan sopir taksi online di Tol Dalam Kota Jakarta yang pelakunya menodongkan airsoft gun ke arah korban.
"Karena kalau orang sudah mengeluarkan benda yang mirip senjata api akan sangat mengganggu. Buat mukul juga lumayan sakit," kata Karyoto.
Untuk itu, diperlukan pembahasan khusus guna mengevaluasi dan meningkatkan pengawasan perdagangan dan penggunaan senjata.
Langkah itu diperlukan agar tidak ada lagi penyalahgunaan senjata oleh pihak manapun yang meresahkan masyarakat.
"Tentu langkahya akan seperti itu, kami akan diskusi model pengawasannya nanti akan kita sepakati bersama. Tentu akan cari jalan keluar yang paling baik," pungkas Karyoto.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.