JAKARTA, KOMPAS.com - RJ (17), remaja yang diculik di bilangan Kebon Jeruk, Jakarta Barat diperkosa secara bergilir oleh para pelaku berinisial AB, B, dan L.
Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat Kompol Andri Kurniawan mengatakan, RJ diperkosa secara bergilir oleh tiga pria bejat yang dikenalnya melalui media sosial Facebook.
"(Diperkosa) bergantian," ujar Andri saat ditemui di Mapolres Metro Jakarta Barat, Senin (8/5/2023).
Baca juga: Remaja Perempuan di Kebon Jeruk Diduga Diculik 2 Pria, Berawal dari Janjian di Medsos
Ia menyebut, korban dibawa oleh pelaku AB dan B menggunakan sepeda motor.
Pelaku mulanya mengajak korban jalan-jalan dan makan.
Antara korban dan pelaku, lanjut Andri, diperkirakan sudah saling mengenal selama satu bulan.
Setelah janjian melalui Facebook, para pelaku membawa RJ ke rumah kontrakan yang berada di kawasan Dadap, Tangerang.
"Jadi memang sempat meminum minuman keras dulu baru melakukan persetubuhan. Untuk yang dua orang tadi juga sama, jadi memang sama-sama minum kemudian terjadilah yang tadi saya sampaikan terkait masalah hubungan badan," papar Andri.
Baca juga: Remaja yang Diduga Diculik di Kebon Jeruk Ditemukan di Sebuah Gang Kawasan Tangerang
Akibat kejadian itu, korban mengalami luka lecet pada bagian sensitifnya.
Sehingga RJ kini dalam pendampingan unit Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A).
Ia menuturkan, penangkapan para tersangka bermula ketika orangtua RJ melapor soal kehilangan anak ke Polsek Kebon Jeruk.
Dari sana, polisi melakukan penyelidikan dan menangkap AB. Setelah itu, ungkap Andri, pihaknya menangkap dua tersangka lain yakni B dan L.
"Kami sudah melakukan pemeriksaan saksi-saksi ada empat orang saksi dan tiga orang tersangka yang telah kami amankan. Sementara masih kami lakukan pengembangan apakah masih ada tersangka lainnya," papar dia.
Baca juga: Keluarga Cari Sendiri Remaja yang Diduga Diculik di Kebon Jeruk karena...
Penyidik lalu mengamankan sejumlah barang bukti beripa pakaian korban, rekaman kamera CCTV, sepeda motor, dan ponsel yang digunakan untuk menghubungi korban.
"Perkenalan korban dengan pelaku ini dilakukan melalui media sosial Facebook sebelumnya. Ini (perkenalan) sudah berjalan lebih kurang satu bulan," jelas Andri.