Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BPKD DKI Cantumkan "Anggaran Gaib" di Laporan Penggunaan APBD 2023, Komisi C: Bahaya!

Kompas.com - 09/05/2023, 21:51 WIB
Muhammad Naufal,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tindakan Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) DKI Jakarta mencantumkan pos anggaran gaib dalam laporan triwulan penggunaan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) DKI Jakarta 2023 disebut berbahaya.

Untuk diketahui, saat ini terdapat angka yang sama pada kolom pendapatan dalam laporan penggunaan APBD DKI hingga 30 April 2022 dan di kolom pendapatan dalam laporan penggunaan APBD DKI hingga April 2023 milik BPKD DKI.

Angka di kolom pendapatan ternyata anggaran kosong alias anggaran gaib.

"Dikatakan bahaya ya, pasti bahaya lah. Ya makanya kan kami memiliki fungsi kontrol, fungsi anggaran, dan fungsi legislasi," tegas Anggota Komisi C DPRD DKI Jakarta Andyka, usai rapat bersama BPKD DKI, Selasa (9/10/2023).

Baca juga: BPKD DKI Ketahuan Cantumkan Pos Anggaran Gaib Dalam Laporan Triwulan Penggunaan APBD 2023

Andyka meminta BPKD DKI tak mengulangi kembali tindakan itu saat menyusun laporan triwulan APBD DKI lainnya.

"Kami sampaikan, hal ini jangan terjadi lagi deh, seolah-olah ada uangnya, padahal enggak ada uangnya," tegasnya.

Di satu sisi, Andyka menyebut Komisi C DPRD DKI tak akan memberikan sanksi kepada BPKD DKI.

Menurut dia, pemberian sanksi merupakan kewenangan atasan Kepala BPKD DKI Michael Rolandi Cesnanta Brata, yakni Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono.

"Ya sanksinya tinggal dari pimpinannya saja, pimpinannya untuk melihat itu," tuturnya.

Andyka sebelumnya berujar, BPKD DKI padahal tidak memiliki proyeksi untuk menerima pendapatan hingga 30 April 2023.

Baca juga: Tak Lagi Jadi Prioritas, Anggaran Bangun ITF Sunter Rp 577 Miliar Diperkirakan Masuk SiLPA

Dengan demikian, ia menyebutkan, anggaran yang dicantumkan merupakan anggaran kosong atau gaib.

"Dimasukkan ke 2023, padahal isinya enggak ada, uangnya enggak ada, potensi pendapatan dari sana tuh enggak ada," tuturnya.

Andyka mengungkapkan, berdasar hasil rapat, BPKD DKI mengakui pihaknya mencantumkan anggaran pendapatan gaib di kolom pendapatan dalam laporan penggunaan APBD DKI hingga 30 April 2023.

Sebab, ada anggaran belanja yang tergolong bernilai besar di kolom belanja dalam laporan penggunaan APBD DKI hingga 30 April 2023.

Dengan demikian, nominal anggaran pendapatan seakan-akan memiliki nilai yang sama dengan nominal anggaran belanja dalam laporan penggunaan APBD DKI hingga 30 April 2023.

"Diisi angka pendapatan kenapa? Karena belanjanya yang begitu banyak, seolah-seolah untuk mengakomodir supaya bisa ter-cover belanja," urai Andyka.

"Ada anggaran yang menurut bahasanya teman-teman SKPD itu 'kopong'. Ada anggarannya, tapi isinya enggak ada," lanjutnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com