Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aniaya Pacar Baru Mantan Kekasihnya, Pelaku: Saya Cemburu, Sering Dibohongin

Kompas.com - 12/05/2023, 16:58 WIB
Zintan Prihatini,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

 

JAKARTA, KOMPAS.com - HP (18), pemuda yang menganiaya korban berinisial AP (20) hingga tewas mengaku melakukan aksinya karena cemburu.

HP cemburu karena AP memacari mantan kekasihnya, SM.

Pelaku sengaja bertemu dengan korban lalu bertanya apakah dia berpacaran dengan SM.

Baca juga: Terbakar Cemburu, Pemuda Aniaya Pacar Baru Mantan Kekasih hingga Tewas di Palmerah

"Saya bertanya ke si korban 'apa benar lu pacaran dengan mantan gue?' Saya ngomong begitu," ujar HP kepada wartawan di Mapolsek Palmerah, Jumat (12/5/2023).

Korban AP, lanjut dia, tak mengaku memiliki hubungan spesial dengan sang mantan pacar meski ditanya berkali-kali.

Akhirnya, HP menghubungi SM untuk datang ke sebuah kafe di kawasan Kemanggisan, Jakarta Barat, Jumat (31/3/2023) pukul 23.00 WIB.

"Saya tanya ke mantan saya, katanya dia deket doang. Nah, habis itu mantan saya ngomong cuma deket doang dan si korban ngomong cuma deket doang," papar HP.

Pelaku lalu membawa korban dan SM ke tempat kejadian perkara (TKP), di Jalan KS Tubun, Palmerah, Jakarta Barat pada Sabtu (1/4/2023) dini hari.

Baca juga: PPSU Jadi Korban Penipuan Like dan Follow Instragam karena Terdesak Biaya Sekolah Anak

Pelaku yang kesal langsung memukul wajah dan dada korban. Ia juga mendorong AP hingga tersungkur dan kepalanya terbentur. Ketika korban terjatuh, HP menendang bokong dan kaki AP.

"Cemburu saja begitu, saya sering dibohongin sama mantan saya. Ya katanya sih enggak pernah 'main' di belakang, main cowok gitu. Sering ngopi sama cowok," ungkap HP.

Sementara itu, Kapolsek Palmerah Kompol Dodi Abdulrohim membenarkan motif pelaku menganiaya korban karena cemburu.

Penganiayaan terjadi di Jalan KS Tubun, Palmerah, Jakarta Barat, pada Sabtu (1/4/2023). Kala itu, HP yang kesal mengajak korban bertemu di sebuah kafe.

"Karena di kafe korban masih belum menjawab pertanyaan pelaku, korban dibawa pelaku ke jalan KS Tubun. Di sana terjadi eksekusi (penganiayaan)," kata Dodi.

Baca juga: Nyaris Setahun, Penyidikan Kasus Anak Perwira Polisi Tabrak Satu Keluarga di Cijantung Belum Tuntas

Pelaku menganiaya AP dengan memukul bagian kepala dan dada hingga membuat AP terjatuh ke aspal jalanan. Korban juga terbentur dan sempat tergeletak usai terbentur.

"Karena si pelaku lihat mantan pacarnya SM itu menghalangi artinya masih membela. Pelaku lalu mengajak SM pulang. Sedangkan korban AP diajak temannya pulang," imbuh Dodi.

AP lalu dibawa ke kediaman temannya di Kembangan, Jakarta Barat. Tak lama kemudian, korban AP dinyatakan meninggal dunia.

"Hasil visum menunjukkan ada pecah pembuluh darah sebelah kiri. Jadi setelah dipukul dua kali jatuh ke bawah aspal keras. Maka korban enggak sadarkan diri saat dibawa ke rumah temannya," jelas Dodi.

Atas perbuatannya, pelaku dijerat Pasal 351 ayat 3 tentang penganiayaan berat dengan ancaman hukuman di atas tujuh tahun penjara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sebelum Tewas, Giri Masih Sempat Ucapkan Syahadat Saat Dievakuasi dari Bawah Tembok Roboh

Sebelum Tewas, Giri Masih Sempat Ucapkan Syahadat Saat Dievakuasi dari Bawah Tembok Roboh

Megapolitan
Tewas Tertimpa Tembok Roboh di Kramatjati, Giri Dikenal sebagai Orang Baik dan Jujur

Tewas Tertimpa Tembok Roboh di Kramatjati, Giri Dikenal sebagai Orang Baik dan Jujur

Megapolitan
Sedang Renovasi, Tembok Rumah Warga di Kramatjati Roboh dan Timpa Dua Pekerja

Sedang Renovasi, Tembok Rumah Warga di Kramatjati Roboh dan Timpa Dua Pekerja

Megapolitan
Bule AS Kagum dengan Budaya Memberikan Kursi untuk Wanita di KRL: Ini Luar Biasa!

Bule AS Kagum dengan Budaya Memberikan Kursi untuk Wanita di KRL: Ini Luar Biasa!

Megapolitan
Tak Lagi di Dukuh Atas, Remaja 'Citayam Fashion Week' Pindah ke Kota Tua

Tak Lagi di Dukuh Atas, Remaja "Citayam Fashion Week" Pindah ke Kota Tua

Megapolitan
Aktor Rio Reifan Ditangkap Lagi, Polisi Amankan Sabu, Ekstasi, dan Obat Keras

Aktor Rio Reifan Ditangkap Lagi, Polisi Amankan Sabu, Ekstasi, dan Obat Keras

Megapolitan
Marak Penjambretan di Sekitar JIS, Polisi Imbau Warga Tak Pakai Perhiasan Saat Bepergian

Marak Penjambretan di Sekitar JIS, Polisi Imbau Warga Tak Pakai Perhiasan Saat Bepergian

Megapolitan
Sudah 5 Kali Ditangkap Polisi, Rio Reifan Belum Lepas dari Jerat Narkoba

Sudah 5 Kali Ditangkap Polisi, Rio Reifan Belum Lepas dari Jerat Narkoba

Megapolitan
Marak Kasus Pemalakan Sopir Truk, Polisi Rutin Patroli

Marak Kasus Pemalakan Sopir Truk, Polisi Rutin Patroli

Megapolitan
Sopir Truk Dipalak Rp 200.000 di Kapuk Muara, Pelaku Masih Diburu Polisi

Sopir Truk Dipalak Rp 200.000 di Kapuk Muara, Pelaku Masih Diburu Polisi

Megapolitan
Pesinetron 'Tukang Bubur Naik Haji' Rio Reifan Positif Sabu

Pesinetron "Tukang Bubur Naik Haji" Rio Reifan Positif Sabu

Megapolitan
Aktor Rio Reifan Ditangkap Kelima Kalinya, Lagi-lagi Kasus Narkoba

Aktor Rio Reifan Ditangkap Kelima Kalinya, Lagi-lagi Kasus Narkoba

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri, Sudah Tak di Manado Sejak 10 Maret karena Izin Kunjungi Kerabat

Brigadir RAT Bunuh Diri, Sudah Tak di Manado Sejak 10 Maret karena Izin Kunjungi Kerabat

Megapolitan
Rumah TKP Brigadir RAT Bunuh Diri Pernah Dimiliki Fahmi Idris, Lalu Kini Dihuni Bos Tambang

Rumah TKP Brigadir RAT Bunuh Diri Pernah Dimiliki Fahmi Idris, Lalu Kini Dihuni Bos Tambang

Megapolitan
Cara Daftar Online Urus KTP dan KK di Tangsel

Cara Daftar Online Urus KTP dan KK di Tangsel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com