Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BP2MI Ingatkan Calon Pekerja Migran, Jangan Sampai Masuk Jebakan Calo

Kompas.com - 17/05/2023, 12:35 WIB
Firda Janati,
Nursita Sari

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) mengingatkan masyarakat Indonesia yang ingin bekerja di luar negeri agar tidak terpancing jebakan calo.

"Kami mengimbau yang mau bekerja di luar negeri, bukan tidak boleh, sangat dibolehkan, ada hak untuk bekerja, mau bekerja di dalam atau luar negeri, tetapi kalau mau keluar negeri harus pakai prosedur," ujar Sekretaris Utama BP2MI Rinardi saat konferensi pers di kawasan Benda, Kota Tangerang, Selasa (16/5/2023) sore.

Rinardi menyampaikan itu setelah BP2MI bersama Imigrasi dan Polresta Bandara Soekarno-Hatta mengagalkan keberangkatan sepuluh calon pekerja migran Indonesia (PMI) ilegal yang akan bekerja ke Arab Saudi.

Baca juga: Tergiur Gaji Besar, 10 Emak-emak Nyaris Berangkat Jadi Pekerja Migran Ilegal di Arab Saudi

BP2MI berharap, ke depannya tidak ada lagi korban atau calon pekerja migran yang berangkat secara ilegal.

"Ini kami selalu ingatkan dan sosialisasikan sesuai UU Nomor 18 Tahun 2017 tentang Perlindungan Pekerja Migran Indonesia," ujar Rinardi.

Rinardi menjelaskan, para calo biasanya meminta calon pekerja migran ilegal untuk menjawab akan jalan-jalan ke luar negeri saat ditanya petugas Imigrasi.

Hal itu membuat petugas Imigrasi curiga terhadap rombongan emak-emak yang bepergian, tetapi bukan untuk melaksanakan ibadah umrah ke Arab Saudi.

"Mereka diarahkan bila ditanya siapa pun di bandara oleh petugas agar menjawab tujuan jalan-jalan atau liburan," jelas Rinardi.

"Ini sudah menjadi suatu feeling bagi petugas melihat sekelompok ibu-ibu yang akan keluar negeri bukan tujuan umrah itu, jawabannya susah dipercaya," sambung dia.

Baca juga: Jadi Calon Pekerja Migran Ilegal, 10 Emak-emak Digagalkan Berangkat ke Arab Saudi

Adapun keberangkatan 10 calon PMI ilegal ke Arab Saudi digagalkan oleh Imigrasi dan Polresta Bandara Soekarno-Hatta pada Sabtu (13/5/2023).

10 calon PMI tersebut merupakan perempuan yang berasal dari Provinsi Jawa Barat.

"Rata-rata usia 32 tahun di mana yang paling muda berusia 22 tahun dan yang paling tua berusia 41 tahun," tutur Rinardi.

Kesepuluh emak-emak tersebut berangkat dengan tujuan yang sama, yakni ke Arab Saudi, karena tergiur gaji besar dan diberi uang Rp 4 juta-Rp 5 juta.

Rinardi menuturkan, para calo memang menyasar emak-emak yang dianggap lebih mudah untuk diperdaya.

Baca juga: Penyedia Jastip Ini Pilih War Tiket Coldplay di Resto Cepat Saji

Sepuluh calon PMI ilegal yang berhasil digagalkan keberangkatannya kemudian diserahkan ke Polresta Bandara Soekarno-Hatta.

"Mereka diserahkan Polresta Bandara untuk dilaksanakan pemeriksaan dan proses lebih lanjut," ujar Rinardi.

Setelah itu, para calon PMI ilegal akan dikembalikan lagi ke kampung halaman oleh BP2MI dan Imigrasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com