TANGERANG, KOMPAS.com - Sepuluh emak-emak nyaris berangkat ke Arab Saudi menjadi Pekerja Migran Indonesia (PMI) non-prosedural alias ilegal gara-gara tergiur gaji besar.
Sekretaris Utama Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), Rinardi mengatakan, para calon PMI ilegal direkrut oleh calo yang datang ke kampung halaman mereka.
"Mereka dijanjikan gaji besar dan diberi uang Rp 4,5 juta sampai Rp 5 juta sebelum berangkat," ujar Rinardi dalam konferensi pers di kawasan Benda, Kota Tangerang, Selasa (16/5/2023) sore.
Jika menyetujui itu, para calon PMI ilegal akan diarahkan menuju Jakarta untuk melakukan pengecekan kesehatan atau medical check-up serta pembuatan visa.
Baca juga: Lelahnya Naik Tangga di Stasiun Cakung, Anak Muda Saja Sampai Ngos-Ngosan...
"Visanya ini masih proses pendalaman. Jadi memang modusnya seperti itu, jadi mereka mengimingi memperkejakan warga di desa yang mungkin kurang literasi," kata Rinardi.
Lebih lanjut, para calon PMI ilegal yang kebanyakan lulusan SD dan SMP diberi visa kunjungan, bukan visa kerja.
"Mereka mau saja diberangkatkan, bahkan mereka berangkat sudah dipastikan dengan bisa kunjungan ziarah atau ibadah, tidak mungkin ada stampel visa kerja pasti itu melalui proses resmi," ujar dia.
Karena itu, Rinardi yakin bahwa para calo tidak bekerja sendiri melainkan membentuk komplotan untuk melancarkan aksi mereka.
Baca juga: Remaja Keterbelakangan Mental Main Api, Rumah Singgah Milik Dinsos Terbakar
"Jadi kesempatan buat kita semua bahwa mafia tidak bekerja sendiri, mereka suatu kompolotan. Ini yang akan kita cegah dan usut ke aparat penegak hukum," ujarnya.
Bersama penegak hukum, BP2MI akan gerak cepat melumpuhkan calo beserta komplotannya.
"Supaya mereka enggak cari lagi korban baru, ini masuk ranah tindak pidana perdagangan orang (TPPO)," ujar dia.
Sebagai informasi, 10 calon pekerja migran Indonesia (PMI) non-prosedural alias ilegal berhasil digagalkan berangkat ke Arab Saudi oleh Imigrasi dan Polresta Bandara Soekarno-Hatta pada Sabtu (13/5/2023).
Identitas dari 10 calon pekerja migran ilegal tersebut merupakan perempuan yang berasal dari Provinsi Jawa Barat.
Baca juga: Penyedia Jastip Ini Pilih War Tiket Coldplay di Resto Cepat Saji
"Rata-rata usia 32 tahun di mana yang paling muda berusia 22 tahun dan yang paling tua berusia 41 tahun," tutur Rinardi.
Kesepuluh emak-emak tersebut berangkat dengan tujuan yang sama yakni ke Arab Saudi.
Rinardi menuturkan, modus calo memang menyasar emak-emak yang dianggap lebih mudah untuk diperdaya.
Setelah berhasil digagalkan keberangkatannya, mereka akan dikembalikan lagi ke kampung halaman oleh BP2MI dan Imigrasi.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.