Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak Orang Lakukan Apa Pun Demi Tiket Coldplay, Pengamat: Demi Pengalaman, Perhatian, Eksistensi, dan Katarsis

Kompas.com - 18/05/2023, 12:09 WIB
Abdul Haris Maulana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Demam akan konser band Coldplay yang digelar pada 15 November 2023 mendatang tengah melanda banyak masyarakat di Tanah Air.

Sejumlah orang bahkan rela melakukan berbagai cara demi mendapatkan uang untuk membeli tiket konser band asal Inggris itu, mulai dari menjual perabotan, kendaraan, bahkan melakukan pinjaman online, kemudian melakukan perburuan tiket.

Terkait hal tersebut, Pengamat Sosial Universitas Indonesia Devie Rahmawati mengungkapkan berbagai faktor yang membuat seseorang rela melakukan hal apa pun demi mendapatkan tiket konser Coldplay.

"Pertama kita perlu sadar bahwa di era digital ini ada berbagai tipologi karakter sosial masyarakat, yang disebut salah satunya adalah experience economy dan attention economy, ungkap Devie ketika dihubungi Kompas.com, Rabu (17/5/2023).

Baca juga: Kisah Danar Jual Kulkas dan Motor demi Tiket Coldplay Seharga Rp 11 Juta

"Apa maksudnya? Jadi generasi digital yang dimulai dengan generasi Y, Z, bahkan yang sekarang Alfa itu adalah generasi yang lebih mengedepankan pengalaman daripada kepemilikan. Makanya berbagai pengalaman itu akan dikejar oleh mereka," sambungnya.

Menurut Devie, pengalaman menjadi hal penting karena faktor digital merupakan etalase atau sesuatu untuk memamerkan diri seseorang.

Pada era yang disebut attention economy, Devie menyebut semua orang berusaha mendapatkan perhatian atau terlihat eksis.

Jika hanya dengan kepemilikan, kata Devie, itu tidak akan mampu membuat seseorang menjadi autentik dan mendapatkan perhatian sebagai upaya untuk mencapai eksistensi.

Baca juga: War Tiket Konser Coldplay di Warnet Gaming Jakbar, Pengelola: Hari Ini Full Sewa

"Tapi dengan pengalaman sesuatu yang tidak bisa didapatkan dengan orang lain, kemudian dia akan tampilkan, itu menjadi sesuatu. Mata uang yang sangat penting di era attention economy ini," lanjutnya.

Devie menyampaikan bahwa seseorang harus mampu menunjukkan sesuatu yang autentik atau langka agar mendapatkan perhatian.

"Konser ini menjadi sesuatu experience (pengalaman) yang sangat langka, kapan lagi Coldplay ke sini? Ini didorong dengan virus FOMO (rasa takut merasa tertinggal karena tidak mengikuti aktivitas tertentu) yang memang menjangkiti masyarakat digital," ujarnya.

Lebih lanjut, Devie menyebut bahwa musik menjadi bagian yang tak terpisahkan dari anak-anak muda, apalagi manusia digital.

Baca juga: Ketegangan Para Penggemar Coldplay War Tiket Konser: Harap-harap Cemas, lalu Lesu Saat Gagal Bertarung

Sebab, makhluk-makhluk digital, katanya, adalah makhluk-makhluk yang paling stres. Karena itu, salah satu rekreasi untuk menghilangkan stres adalah lewat musik.

"Jadi, faktor kenapa kemudian perang tiket ini terjadi merupakan bersatunya berbagai faktor tadi, faktor ecperience economy, attention economy, fomo, lalu katarsis untuk melepaskan stres," jelasnya.

"Orang rela melakukan apa pun karena attention economy yang magnetnya begitu luar biasa, ditambah fasilitas untuk bisa melakukan pinjaman yang dipermudah sekali, baik yang legal maupun ilegal. Nah ini yang kemudian mempertemukan berbagai fenomena tadi dengan kondisi kebutuhan hari ini," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com