Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Keluarga Korban Kerusuhan 98 Masih Ada dan Menunggu Utang Pemerintah Tuntaskan Kasus Ini..."

Kompas.com - 25/05/2023, 13:10 WIB
Nabilla Ramadhian,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Paian Siahaan mengingatkan bahwa saat ini keluarga korban kerusuhan Mei 1998 masih ada.

Sebagai informasi, Paian merupakan ayah kandung Ucok Munandar Siahaan, seorang aktivis mahasiswa yang dinyatakan hilang sejak Mei 1998.

Paian menuturkan, salah satu cara yang bisa dia lakukan saat ini adalah menceritakan kembali kisah anak keduanya itu dengan harapan membuat masyarakat tetap melek terhadap kasus penghilangan paksa yang dialami Ucok dan sejumlah aktivis lain.

"Supaya untuk menunjukkan juga ke masyarakat bahwa keluarga korban Mei 1998 masih ada, dan kami masih nunggu janji pemerintah untuk menuntaskan kasus ini," ucap dia di Beji, Depok, Senin (22/5/2023).

Baca juga: Kala Ucok Siahaan Aktivis 98 Hanya Hadir dalam Foto Keluarga di Rumahnya...

Sejak Ucok menghilang di ujung rezim kekuatan Presiden Soeharto, pihak keluarga tidak pernah tahu apa yang terjadi padanya.

Selama 25 tahun sejak kepergian anaknya, Paian tak lelah bertutur. Ucok memang sudah lama menghilang, namun cerita soal sosoknya terus hidup berkat perjuangan sang ayah.

"Anak-anak sekarang perlu diinformasikan bahwa masih ada utang pemerintah soal pelanggaran HAM yang sampai saat ini belum selesai," ucap Paian.

"Menceritakan ulang kisah Ucok ya tetap membuat saya sedih. Tapi, enggak harus berlarut-larut dalam kesedihan. Saya harus upayakan agar kasus ini bisa terus ada dan diperjuangkan," sambung dia.

Baca juga: Paian Tak Lelah Ceritakan Kisah Ucok yang Diculik pada Rezim Soeharto

Menurut Paian, sejauh ini kisah Ucok mampu menarik perhatian banyak orang.

Bahkan, tidak sedikit yang merasa sedih dan sampai menangis saat mendengar cerita Paian.

"Suka ada yang datang ke saya untuk menyatakan bela sungkawa, dan minta maaf karena enggak tau betapa kejamnya kejadian ini," pungkas Paian.

Detik-detik Ucok menghilang

Saat ditemui Kompas.com di rumahnya di Depok beberapa waktu lalu, Paian pun tanpa ragu bercerita panjang lebar soal kejadian yang menimpa anaknya.

Ia mengungkapkan detik-detik saat anak keduanya itu menghilang tanpa kabar.

"Awal Mei 1998, saya lupa tanggalnya, tapi ini sebelum kerusuhan 12 Mei, Ucok mau ambil uang sakunya ke Depok," ucap dia di kediamannya di Beji, Depok, Senin (22/5/2023).

Pada saat itu, Ucok menelepon dan mengabari bahwa teman-temannya akan ke rumah pada 17 Mei mendatang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com