Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Warga Tertabrak Kereta, Polisi Sebut karena Banyak Permukiman di Bantaran Rel

Kompas.com - 26/05/2023, 20:16 WIB
Rizky Syahrial,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Banyaknya permukiman di bantaran rel di Jakarta Pusat membuat kawasan tersebut rawan terjadi kecelakaan tertabrak kereta. 

Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Komarudin mengatakan hal ini menjadi evaluasi dari Kepolisian kepada Pemerintah agar tingkat kecelakaan di rel kereta bisa ditekan. 

"Tentunya menjadi evaluasi kami bersama juga dengan dibutuhkan langkah dimulai dari preemptive dan preventif untuk bisa diminimalisir," ucap Komarudin saat dikonfirmasi, Jumat (26/5/2023).

"Sehingga bisa menekan jumlah korban akibat dari kecelakaan di sekitar rel kereta api," kata dia.

Baca juga: Jalan Kaki di Rel Kawasan Johar Baru, Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta Api

Selain itu, ia mengatakan banyak warga di wilayah Jakarta Pusat yang tinggal di kawasan rel kereta api.

"Yang dulunya bukan permukiman penduduk, sekarang sudah menjadi permukiman penduduk, sehingga aktivitas masyarakat lebih sering untuk melewati rel kereta," kata dia.

Persoalan di sekitar rel tak hanya permukiman liar saja. Komarudin mengatakan kini juga banyak perlintasan liar yang tidak dilengkapi palang pintu. 

Kondisi tersebut meningkatkan risiko terjadinya tabrakan di sekitar rel. 

"Salah satu contohnya adalah banyak sekali perlintasan liar, yang tidak dilengkapi dengan palang pintu kereta api," jelas dia.

Baca juga: Peron 3 dan 4 Stasiun Serpong Terlalu Sempit, Simpan Potensi Bahaya Penumpang Jatuh ke Rel Kereta

Sebelumnya, foto viral di media sosial menunjukkan seorang pria tewas karena tertabrak kereta di kawasan Kramat Sawah, Johar Baru, Jakarta Pusat.

Dalam foto itu, jenazah sudah ditutupi spanduk putih yang diganjal batu. Beberapa petugas stasiun berjaga di sekitar jenazah itu. Sejumlah warga juga berkerumun di sana.

Saat dikonfirmasi, Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Komarudin membenarkan adanya kejadian itu. Peristiwa itu terjadi pada Kamis (25/5/2023) sekitar pukul 17.30 WIB.

"Identitas korban RS (51), alamat tempat tinggalnya di Kramat Sawah," kata Komarudin saat dihubungi, Jumat (26/5/2023).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

Megapolitan
Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com