Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Alasan PN Bekasi Tak Kunjung Eksekusi Uang Ganti Rugi Ahli Waris Pemilik Lahan Tol Jatikarya

Kompas.com - 31/05/2023, 21:58 WIB
Joy Andre,
Jessi Carina

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Ketua Pengadilan Negeri IIA Kota Bekasi Surachmat mengungkapkan alasan tak kunjung dibayarnya uang ganti rugi milik ahli waris lahan Tol Jatikarya.

Surachmat mengungkapkan, pihak pengadilan membutuhkan surat pengantar dari Badan Pertanahan Nasional (BPN).

"Kami membutuhkan surat pengantar dari BPN. Jadi, kalau ada pengantar dari BPN belum ada, kami tidak bisa memberikan," kata Surachmat kepada wartawan, Rabu (31/5/2023).

Surat itu dibutuhkan agar pihak PN Kota Bekasi tidak salah memberikan kepada siapa uang eksekusi lahan itu diberikan.

Baca juga: Demo di PN Kota Bekasi, Ahli Waris Tol Jatikarya: Kami Terombang-ambing Seolah Jadi Pihak yang Salah

Terlebih, pihak BPN Kota Bekasi yang mengetahui secara pasti masing-masing pemilik sah atas lahan tersebut.

"Nah, ketika sudah diputus, maka akan dilihat ini hak siapa. Nah, yang tahu hal ini, tentu yang menguasai tentang tanah, yang menguasai persisnya, luasnya, letaknya di mana kami tidak mengetahui," ungkap Surachmat.

"Maka kami membutuhkan surat pengantar dari BPN. Jadi, kalau pengantar dari BPN belum ada, kami nanti salah akan memberikan kepada siapa," tambah dia.

Terpisah, salah satu ahli waris, yakni Gunun, terus mempertanyakan soal tidak cairnya uang ganti rugi tersebut.

Padahal keputusan hukum soal siapa pemilik sah sudah inkrah.

"Kami sebagai pemilik tanah yang sah sesuai keputusan hukum, jadinya kami yang terombang-ambing. Kami seolah-olah pemilik yang salah," keluh Gunun di depan PN Kota Bekasi, Rabu (31/5/2023).

Baca juga: Cetak Wajah Prabowo di Spanduk Protes, Ahli Waris Tol Jatikarya: Agar Persoalan Cepat Selesai

Tak hanya itu, protes mereka beberapa waktu lalu di Tol Jatikarya membuat seakan-akan pihak ahli waris yang salah.

Padahal, protes itu dilakukan sebagai bentuk kekecewaan kepada negara.

"Di mana keadilan yang harus kami rasakan di sini? Masyarakat seperti kami yang patuh terhadap hukum, tetapi kenapa penegak hukum yang tidak taat aturan atas hukum yang harusnya ia tegakkan," ucap Gunun.

"Ujungnya kami disalahkan. Kenapa pemilik tanah yang disalahkan? Kenapa yang mempunyai kekuatan hukum tetap disalahkan?" tutur dia lagi.

Atas dasar itu semua, lanjut Gunun, pihak ahli waris menyatakan akan terus berunjuk rasa di kemudian hari dan menuntut hak mereka.

"Kami sangat berharap kepada pemimpin dan penegak hukum. Kalau bukan mereka, kami berharap kepada siapa lagi," tutur Gunun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com