Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Balik Rasa Syukur Adanya JPO di Jalan Tubagus Angke Jakbar

Kompas.com - 16/06/2023, 19:45 WIB
Zintan Prihatini,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu warga Jakarta Barat, Edi (43), mengaku bersyukur dengan adanya jembatan penyeberangan orang (JPO) di Jalan Pangeran Tubagus Angke.

Dia menyebut JPO memudahkannya untuk menyeberang dari Kompleks Taman Duta Mas menuju Teluk Gong.

"Alhamdulillah ada JPO ini warga enak, lebih gampang nyeberang, soalnya ini jalannya padat jadi takut juga. Kalau enggak ada pertolongan jembatan ini agak susah," ujar Edi saat ditemui di JPO Jalan Pangeran Tubagus Angke, Jumat (16/6/2023).

Pria yang sehari-hari bekerja sebagai kuli bangunan ini mengatakan, keberadaan JPO membuat pejalan kaki seperti dirinya merasa lebih aman.

Baca juga: Potret JPO Jalan Tubagus Angke Jakbar, Besinya Berkarat dan Pegangan Sudah Goyang

Namun, JPO yang kerap dia digunakan tersebut mestinya dibenahi. Sebab, pegangan besi di jembatan bawah mulai kendur.

"Iya sebenarnya pegangan jembatan goyang, takutnya ya namanya besi retaknya enggak tahu takutnya pas pegang jatuh," ucap Edi.

Jembatan penyeberangan orang (JPO) di Jalan Pangeran Tubagus Angke, Jakarta Barat, Jumat (16/6/2023). Besi-besi yang menyangga jembatan kini mulai terlihat berkarat. KOMPAS.COM/ZINTAN PRIHATINI Jembatan penyeberangan orang (JPO) di Jalan Pangeran Tubagus Angke, Jakarta Barat, Jumat (16/6/2023). Besi-besi yang menyangga jembatan kini mulai terlihat berkarat.

Oleh sebab itu, dia meminta agar pemerintah lebih memerhatikan fasilitas umum yang dirasa butuh perawatan.

"Harapannya, bisa diperbaiki. Seharusnya sih diperbaiki ini (pegangan JPO), sudah terasa goyang biar ada pembaruan lagi," kata dia.

Pantauan Kompas.com di lokasi, cat yang melapisi besi jembatan berkelir putih itu tampak mulai kusam. Sementara, besi-besi yang menopang konstruksi jembatan juga sudah berkarat.

Baca juga: Minta Lift dan Tangga Landai di JPO Halte Dukuh Atas 2, Warga: Untuk Penumpang Lansia dan Paruh Baya

Saat menapakkan kaki di anak tangga pertama, besi jembatan juga berkarat dengan cat yang terkelupas di sana-sini. Di anak tangga ke-16, tepat di ujung sisi kanan, terdapat celah yang memperlihatkan material mulai keropos.

Bila dilihat sekilas, JPO ini sama seperti jembatan pada umumnya. Namun, ketika Kompas.com mencoba menyeberang melalui jembatan, pegangan di tangga area bawah sudah longgar.

Saat melewati jembatan, sejumlah pejalan kaki dengan mudah menggerakkan pegangan JPO yang seharusnya kokoh. Padahal, jembatan ini menjadi akses bagi warga untuk menyeberang di tengah padatnya arus lalu lintas di ruas jalan tersebut.

Setidaknya, JPO di kawasan itu memiliki lebar sekitar setengah meter.

Boleh dibilang, jembatan tersebut tak ramah lansia dan penyandang disabilitas. Hanya ada anak tangga tanpa fasilitas pendukung lain yang bisa digunakan bagi lansia ataupun penyandang disabilitas untuk menyeberang melalui JPO.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Megapolitan
Hadiri 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Hadiri "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Megapolitan
Pakai Caping Saat Aksi 'May Day', Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Pakai Caping Saat Aksi "May Day", Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Megapolitan
Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com