Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemkot Bogor Wujudkan Mimpi Anak-anak Penderita Thalasemia lewat "Me-Time"

Kompas.com - 21/06/2023, 23:09 WIB
Ramdhan Triyadi Bempah,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor, Jawa Barat, mengajak masyarakat agar peduli terhadap penyakit thalasemia atau kelainan darah.

Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengungkapkan, saat ini di Kota Bogor terdapat 80 anak yang mengidap thalasemia.

"Secara psikis dan mental, mereka (penderita thalasemia) perlu support dengan mewujudkan mimpi-mimpi mereka. Ini salah satunya," kata Bima, Rabu (21/6/2023).

Lanjut Bima, Pemkot Bogor berkolaborasi dengan Yayasan Tandamata Untuk Super Hero (TUS) dan Persatuan Orangtua Penderita Thalasemia Indonesia (POPTI) Bogor.

Baca juga: 6 Bahaya Thalasemia yang Perlu Diwaspadai

Kolaborasi tersebut bertujuan bukan sekadar mengedukasi masyarakat, tetapi juga membantu mewujudkan mimpi anak-anak penderita thalasemia.

Salah satunya yakni lewat kegiatan "Me-Time" atau piknik bersama anak-anak penyandang thalasemia ke Kebun Raya Bogor, pada akhir pekan lalu.

"Ini tentu bukan hanya sekedar memberikan edukasi kepada warga yang belum paham thalasemia, tapi juga lebih jauh dari itu banyak tujuan mulia," tuturnya.

"Membuat saudara-saudara kita hidupnya lebih berkualitas, membuat seluruh warga lebih peduli. Dan kita ingin apa yang kita lakukan ini pesan tentang thalasemia tersampaikan," imbuhnya.

Bima menyampaikan, satu di antara anak thalasemia yang mimpinya terwujud adalah Arya Tantra Yudha Gustama (16).

Baca juga: 2 Perbedaan Thalasemia dan Anemia yang Perlu Diperhatikan

Kata Bima, Arya mempunyai mimpi yang sangat sederhana, yaitu ingin memiliki alat pemanggang atau oven karena gemar memasak dan membuat kue.

"Kami beri hadiah oven, kemudian karena Arya suka sama Chef Arnold, kami sambungkan video call langsung dengan Chef Arnold. Chef Arnold memberikan semangat untuk Arya. Itu luar biasa untuk Arya," ujar Bima.

Duta Thalasemia Bogor Yane Ardian mengatakan, saat ini sedang disusun regulasi untuk edukasi, pencegahan, dan penanganan penyakit thalasemia.

Sebagai Duta Thalasemia, Yane mengaku memiliki tugas untuk terus melakukan edukasi, sosialisasi, dan memotivasi para penderita thalasemia.

Selain itu, ia juga mengajak anak-anak dan para orangtua untuk semangat melakukan transfusi serta mengakses pengobatan.

"Untuk memutus rantai cara yang bisa dilakukan adalah dengan screening kepada anak-anak atau pasangan yang akan menikah," kata dia.

Baca juga: Thalasemia, Apakah Bisa Sembuh? Berikut Faktanya…

Sementara itu, Bima menyatakan bahwa saat ini Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor bersama rumah sakit terus menggencarkan dan mendorong dilakukannya screening kepada para pasangan yang akan menikah termasuk memberikan edukasi.

"Jadi kita harus tahu setiap orang punya potensi thalasemia. Sehingga harus ada screening kalau pasangan mau menikah harus screening, tidak boleh ketemu pasangan sesama thalasemia. Karena keturunannya bisa juga potensi thalasemia," ungkap Bima.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Megapolitan
Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Megapolitan
'Mayday', 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

"Mayday", 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

Megapolitan
Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Megapolitan
Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Megapolitan
Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Megapolitan
Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Megapolitan
Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk 'Liquid'

Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk "Liquid"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com