JAKARTA, KOMPAS.com - Penyalahgunaan trotoar menjadi permasalahan sehari-hari yang dialami para pejalan kaki di Jakarta.
"Bertarung" dengan para pengendara motor yang "ganas" menjadi makanan setiap hari Wulan (24), karyawan kantoran di Tanah Abang, Jakarta Pusat, yang kerap berjalan kaki menuju kantornya.
"Pernah suatu pagi, kondisi jalan cukup ramai dan macet, ketika saya jalan di trotoar, banyak pengendara motor yang naik motor zig-zag seenak jidat di trotoar, tanpa peduli ada orang yang sedang jalan kaki di sana," ujar Wulan saat ditemui Kompas.com di Dukuh Atas, Minggu (25/6/2023).
Baca juga: Pejalan Kaki Keluhkan Kualitas JPO Jakarta: Di Jaksel Mewah, Jaktim Kumuh
Meski kesal, Wulan terpaksa mengalah, mendahulukan para pengendara motor melintas di jalur pejalan kaki.
"Sebagai pengguna trotoar, saya merasa risih. Saya tahu semua orang juga buru-buru, tapi bukan berarti menormalisasi untuk melanggar aturan," tutur dia.
Kejadian serupa juga pernah dialami Dhea (19). Meski berasal dari Bekasi, Dhea sering bermain ke Jakarta lantaran nyaman akan fasilitas bagi pejalan kaki dan kemudahan transportasi umum.
Kendati begitu, beberapa kali pula Dhea diserobot pengendara ojek daring dan pengendara motor yang melintasi trotoar.
"Di trotoar malah diserobot ojol atau pengendara motor yang parkir sembarangan, bahkan jalan lewat situ (trotoar), padahal aturannya kan sudah ada, enggak boleh," tutur Dhea dalam kesempatan berbeda.
Selain pengendara motor yang berperilaku seenak hati, pedagang kaki lima (PKL) yang kerap berjualan di trotoar juga membuat para pejalan kaki terpaksa mengalah lagi.
Desi (25), warga Jakarta Timur, sebenarnya cukup nyaman dengan keberadaan trotoar yang memudahkan aktivitasnya.
Namun, Desi beberapa kali mengalah saat berpapasan dengan PKL atau pedagang kopi keliling saat berjalan di trotoar.
"Sejauh ini nyaman aja, paling itu sih yang sering jalan sama kita starling, yang kopi keliling naik sepeda, mereka sering jalan di belakang kita, jadi kita harus minggir. Kan otomatis trotoar itu bukan untuk pejalan kaki aja, sepeda juga bisa dong," ujar dia.
Baca juga: Jauh-jauh Merantau dari Nias karena Tergiur Kisah Sukses Sopir Metromini di Jakarta...
Berkaca dari pengalaman-pengalaman itu, dalam rangka HUT ke-496 DKI Jakarta, Desi, Wulan, dan Dhea sama-sama berharap pemerintah bisa menata trotoar lebih baik lagi untuk pejalan kaki ke depannya.
"Banyak banget sebenarnya yang harus dibenahi. Fasilitas pejalan kakinya lebih diperhatikan lagi, trotoar juga, meski sebagian udah bagus, tapi enggak di semua tempat, semoga perbaikannya bisa semakin merata," tutur Wulan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.