Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua RT Akui Rumah Panggung di Kapuk Muara Berdiri di Tanah Sengketa

Kompas.com - 04/07/2023, 18:38 WIB
Baharudin Al Farisi,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua RT 017/RW 04 Kelurahan Kapuk Muara, Syafrudin (54), mengakui bahwa rumah-rumah panggung di wilayahnya berdiri di atas tanah sengketa.

Kasus sengketa lahan itu hingga kini masih bergulir di Pengadilan Jakarta Utara.

Untuk diketahui, wilayah RT 017/RW 04 Kelurahan Kapuk Muara menjadi sorotan karena kolong rumah panggung ini dipenuhi dengan sampah.

"Ya memang lokasi itu sampai sekarang pun masih bersengketa," kata Syafrudin saat ditemui Kompas.com di Kantor RW 04, Jalan Kapuk Muara Raya, Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta Utara, Selasa (4/7/2023).

Syafrudin juga mengakui bahwa warga tidak mempunyai bukti kepemilikan rumah yang mereka tinggali.

"Kalau warga sih memang enggak punya. Memang warga itu menggarap," ujar Syafrudin.

Baca juga: Deretan Rumah Panggung di Kapuk Muara yang Kolongnya Penuh Sampah Berstatus Pemukiman Liar

Meski begitu, Syafrudin mempertanyakan mengapa masalah sengketa lahan ini baru dipersoalkan setelah warga belasan tahun tinggal di sana.

Terlebih, Syafrudin menegaskan, warga telah bergotong-royong untuk membangun wilayah tersebut, salah satunya mengecor jalan agar bisa dilalui sepeda motor.

"Yang penting, jalan kami cor, supaya kami tidak setiap minggu membetulkan jalan. Alhamdulillah, terlaksana," tutur Syafrudin.

Untuk membangun jalan, Syafrudin mengungkapkan, warga patungan terlebih dahulu. Pengecoran dilaksanakan bertahap sejak 2005 hingga 2023.

Syafrudin berujar, pengecoran jalan menelan biaya miliaran rupiah.

"Jadi kami iuran swadaya masyarakat setiap minggu untuk mengecor jalan di wilayah situ," ujar Syafrudin.

Baca juga: Sampah di Kolong Rumah Panggung Kapuk Muara Sudah Ada Sebelum Warga Bermukim

Kemudian, Syafrudin menceritakan awal mula warga bisa bermukim di wilayah yang dikenal Kampung Rawa Indah tersebut.

Dia berujar, tidak sedikit orang yang kini tinggal di Rawa Indah merupakan warga yang tergusur dari bantaran kali.

"Waktu itu bongkaran dari pinggir kali, pelebaran Kali Kapuk Muara, Kali Angke. Wakil Presiden dulu Pak Hamzah Haz sendiri yang berpidato bahwa memberi tahu ke masyarakat, jangan tinggal di bantaran kali. Tuh, Pak Hamzah Haz sendiri waktu itu (bicara), 'Masih mending tinggal, menempati lahan-lahan tidur'," ucap Syafrudin.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Megapolitan
Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Megapolitan
Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Megapolitan
Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Megapolitan
Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Megapolitan
Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut   Investasi SDM Kunci Utama

Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut Investasi SDM Kunci Utama

Megapolitan
Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Megapolitan
Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Megapolitan
Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Megapolitan
Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

Megapolitan
DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com