JAKARTA, KOMPAS.com - Turap pada sisi kanan dan kiri Kali Baru, Kramat Jati, Jakarta Timur, bakal dibuat lebih tinggi dari sebelumnya ketika nanti dibangun kembali.
"Secara teknis akan ada peninggian, pasti," ujar Kepala Suku Dinas Sumber Daya Air (Kasudin SDA) Jakarta Timur Wawan Kurniawan di Kantor Sudin SDA Jakarta Timur, Rabu (5/7/2023).
Wawan belum mengetahui pasti berapa meter turap akan tinggikan lantaran ia belum melihat rinciannya seperti apa.
Namun, ia memastikan turap akan ditinggikan karena tingginya saat ini belum bisa mencegah air kali meluap ke permukiman dan jalan raya.
Baca juga: Pembangunan Turap Kali Baru Bakal Berbiaya Lebih dari Rp 15 Miliar
"Bakal ada peninggian dengan adanya kejadian-kejadian luapan air kali kemarin," tegas dia.
Ia melanjutkan, turap juga tidak sekadar ditambal tetapi akan diperbarui.
Wawan mengakui, sejauh ini pihaknya memang hanya melakukan penambalan pada bagian-bagian yang bocor atau retak di turap.
Penambalan atau penambahan bronjong dilakukan untuk mengendalikan banjir sementara waktu.
Sebab, untuk perbaikan permanen yang mencakup seluruh turap, itu merupakan tugas Dinas SDA.
Baca juga: Bukan Sekadar Ditambal, Turap Kali Baru di Kramatjati Akan Dibangun Kembali
Namun, selama perbaikan sementara, bukan berarti Dinas SDA tidak melakukan apa pun.
Sebab, proyek pembangunan turap Kali Baru sedang dalam proses pelelangan melalui Badan Pelayanan Pengadaan Barang dan Jasa (BPPBJ) DKI Jakarta.
Wawan menjelaskan, Dinas SDA berhati-hati dalam memilih perusahaan yang akan melakukan pembangunan.
"Saya yakin Dinas SDA tidak mau membangun turap hanya asal saja, tahu-tahu jadi, tapi beberapa bulan kemudian (turap) jebol lagi," kata dia.
Adapun turap sepanjang 800 meter akan dibangun di Kali Baru.
Rinciannya, 400 meter pada sisi kiri atau sisi permukiman warga, dan 400 meter pada sisi kanan atau sisi jalan raya.
Namun, ada kemungkinan panjang turap yang akan diperbaiki pada sisi permukiman warga lebih panjang.
"Saya dapat informasi dari Dinas SDA, (turap) sisi perumahan akan lebih panjang, mungkin dilihat dari kondisi kebocoran-kebocoran yang terjadi di (sisi) permukiman," terang Wawan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.