JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua RT 015 Kelurahan Klender, Yanuar Mahendra, resah dengan pembelian lauk dan sayur yang meningkat di kalangan warganya.
Ia pun berinisiatif untuk mengajak warga setempat memasok kebutuhan lauk dan sayur secara swadaya melalui kegiatan bercocok tanam dan budi daya ikan.
"Kebutuhan pangan warga setempat, seperti ikan dan sayuran, terlihat meningkat terus. Menurut saya, enggak bisa warga harus terus-terusan beli," terang dia di Kampung Literasi RT 015, Klender, Duren Sawit, Jakarta Timur, Sabtu (8/7/2023).
Baca juga: Budi Daya Ikan Lele Organik di Kampung Literasi Klender, Hasilnya Dimakan Liwetan oleh Warga
Pada 2022, saat mengajak warga memasok kebutuhan pangan secara swadaya, inisiatifnya disambut baik.
Sebab, kegiatan bercocok tanam dilakukan di lahan yang sudah ada, juga menggunakan teknik hidroponik.
Budi daya ikan lele juga dilakukan di sekitar permukiman sehingga warga tidak perlu repot pergi ke luar wilayah RT 015.
Dengan latar belakang itu, warga yang setuju tidak perlu mengeluarkan biaya apa pun.
Seluruh peralatan, pakan, serta bibit yang diperlukan untuk bercocok tanam dan memelihara ikan disiapkan oleh pengurus RT melalui dana operasional.
"Tinggal mereka yang merawatnya. Tapi saya tanyakan dulu, kalau saya bangun rak hidroponik dan kolam ikan di tempatnya, mereka mau rawat atau tidak. Kalau sanggup, baru dibuat," kata Yanuar.
Dalam bercocok tanam dan budi daya ikan, pengurus RT memanfaatkan lahan yang ada.
Bahkan, tiga gang RT 015 yang hanya muat untuk dua motor saling berpapasan juga dimaksimalkan untuk dua kegiatan itu.
Inilah mengapa di sejumlah titik di tiga gang itu memiliki kolam ikan yang berisi lele, patin, atau nila.
Biasanya, kolam ikan yang berbentuk menyerupai akuarium akan memiliki instalasi hidroponik di atasnya.
Namun, ada pula ikan-ikan yang dibudidayakan di dalam ember-ember besar.
Baca juga: Menjadi Berdaya di Kampung Literasi RT 015 Klender, Lewat Taman Baca hingga Budi Daya Ikan