Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Orangtua Murid Tetap Perjuangkan Anaknya Masuk SMAN 1 Kota Bogor...

Kompas.com - 12/07/2023, 23:14 WIB
Abdul Haris Maulana

Editor

BOGOR, KOMPAS.com - Adanya manipulasi data kependudukan dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jalur zonasi di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Kota Bogor membuat kecewa sejumlah orangtua murid.

Sebab, mereka merasa dirugikan karena tidak bisa memasukkan anaknya ke SMA favorit tersebut meski jarak rumah dengan sekolah sesuai zonasi.

Meski begitu, tidak sedikit orangtua murid tetap berjuang untuk bisa memasukkan anaknya ke SMAN 1 Kota Bogor melalui PPDB sistem zonasi, salah satunya Jajang yang merupakan warga Kantor Batu, Kelurahan Paledang, Kota Bogor.

Datangi sekolah dan bawa surat tanah

Baca juga: PPDB Zonasi Kota Bogor Diwarnai Manipulasi Data, KSP: Kecurangannya yang Diberangus, Bukan Sistemnya

Meski hasil PPDB jalur zonasi di SMAN 1 Kota Bogor sudah diumumkan, Jajang masih terus berupaya demi sang anak.

Ia mendatangi langsung SMAN 1 Kota Bogor sambil membawa bukti administrasi kependudukan yang lengkap.

"Saya tadi bawa surat kepemilikan rumah, tanah, pajak bumi dan bangunan karena tanah ini waris saya buat/ada surat keterangan waris," kata Jajang, dilansir dari TribunnewsBogor.com, Rabu (12/7/2023).

Jajang ingin membuktikan kepada pihak SMAN 1 Kota Bogor bahwa dirinya merupakan warga asli Paledang.

"Ini menunjukan bahwa saya sebagai penduduk benar-benar bukan penduduk musiman," jelasnya.

Secara jarak, rumah Jajang dengan SMA Negeri 1 Kota Bogor memang diklaim masuk dan lolos zonasi, yakni sekitar 300 meter.

Baca juga: Manipulasi Data PPDB Zonasi di Bogor Dibongkar Bima Arya, P2G: Terlambat, Pemda Tak Ada Deteksi Dini

Dirinya pun mengklaim bahwa di wilayahnya tercatat ada 10 orang yang tidak lolos zonasi meski jarak rumahnya dengan sekolah dekat.

"10 orang yang benar yang warga asli. Setahu saya ada 6 yang enggak. Yang baru ketemu 6 orang. Kita ngumpul kemarin orangtua," ungkapnya.

Jajang menuturkan, 10 orang ini kalah bersaing dengan penduduk musiman yang kebanyakan memanipulasi Kartu Keluarga (KK).

"Salah satunya itu, banyak ada rumah kosong tapi ada KK-nya. Termasuk rumah saya. Ada KK baru. Padahal sama sekali belum tanda tangan," tegasnya.

Meski telah berupaya, Jajang mengaku bahwa dia tidak mendapat kepastian apa pun soal nasib anaknya.

Pihak SMAN 1 Kota Bogor malah menyarankannya untuk bertanya langsung ke Pemerintah Provinsi.

Baca juga: Kecurangan Warnai PPDB Sistem Zonasi, Pemerintah Diminta Ratakan Kualitas Pendidikan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Megapolitan
Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Megapolitan
3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Megapolitan
Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Megapolitan
BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

Megapolitan
Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Megapolitan
Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Megapolitan
Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Megapolitan
Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Megapolitan
Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Megapolitan
KPAI Minta Polisi Kenakan UU Pornografi ke Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar

KPAI Minta Polisi Kenakan UU Pornografi ke Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar

Megapolitan
Sudah Lakukan Ganti Untung, Jakpro Minta Warga Kampung Susun Bayam Segera Kosongi Rusun

Sudah Lakukan Ganti Untung, Jakpro Minta Warga Kampung Susun Bayam Segera Kosongi Rusun

Megapolitan
Anak di Jaktim Disetubuhi Ayah Kandung, Terungkap Ketika Korban Tertular Penyakit Kelamin

Anak di Jaktim Disetubuhi Ayah Kandung, Terungkap Ketika Korban Tertular Penyakit Kelamin

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com