Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ngadenin Bantah Lahannya Pernah Ditawar Rp 8 Juta Per Meter oleh Pihak Hotel

Kompas.com - 14/07/2023, 13:37 WIB
Firda Janati,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Ngadenin (63), lansia yang akses rumahnya terkurung tembok hotel di Bekasi, membantah lahannya pernah ditawar pihak hotel sebesar Rp 8 juta per meternya.

Ngadenin menjelaskan, pihak hotel memang pernah menawar harga lahan, tetapi bukan Rp 8 juta, melainkan Rp 5 juta per meter.

"Tidak benar, yang benar itu pernah menawar Rp 5 juta, akhirnya menawar kedua Rp 7 juta, berubah lagi menawar (ketiga) jadi Rp 5 juta," ujar Ngadenin saat dihubungi Kompas.com, Jumat (14/7/2023).

Baca juga: Update Kasus Ngadenin yang Akses Rumahnya Tertutup Tembok, Percaya Diri Ingin Gugat Hotel

Ngadenin mengatakan, pada saat itu, perwakilan hotel datang kepadanya menawarkan pembebasan lahan pertama Rp 5 juta.

"Kalau yang nawar Pak Haji itu perwakilan namanya Asep dulu, itu yang pertama kali menawar dia datang terus ngomong perwakilan itu menawar Rp 5 juta," kata dia.

Kemudian, kata Ngadenin, pihak hotel kembali datang menawarkan harga lahan per meter menjadi Rp 7 juta.

Namun, penawaran tersebut terus berubah. Terakhir, pihak hotel menawarkan harga lahan rumah Ngadenin Rp 5 juta.

Penawaran pembelian harga tanah rumah Ngadenin oleh pihak hotel berlangsung selama setahun pada 2022.

Baca juga: Camat Pondok Gede Bakal Pantau Kisruh Lahan Pihak Hotel dan Ngadenin Sampai Ada Kesepakatan Harga

"Pokoknya (penawaran) itu dalam waktu setahun itu pada tahun itu lupa, kalau kurang lebihnya tahun 2022 kalau enggak salah," tutur dia.

Sebelumnya diberitakan, Devin, perwakilan keluarga pemilik hotel mengaku pernah tiga kali menawarkan harga pembebasan lahan kepada Ngadenin senilai Rp 8 juta per meter.

Nilai tersebut merujuk pada Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) wilayah itu.

"Tapi pihak Ngadenin belum sepakat, beliau mintanya Rp 15 juta. Makanya, dari pihak hotel untuk menarik tawaran itu akhirnya buntu, tidak terjadi kesepakatan harga," ucap Devin.

Devin mengatakan, Ngadenin meminta tukar rumah atau penawaran di harga Rp 15 juta per meter.

"Pak Ngadenin tidak mau dijual harga Rp 8 juta, tapi maunya ditukar rumah sebesar atau seperti yang ditempati," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dharma Pongrekun Unggah 840.640 Dukungan Warga DKI ke Silon, KPU: Syarat Minimal Terpenuhi

Dharma Pongrekun Unggah 840.640 Dukungan Warga DKI ke Silon, KPU: Syarat Minimal Terpenuhi

Megapolitan
Istri Oknum Pejabat Kemenhub Akui Suaminya Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci

Istri Oknum Pejabat Kemenhub Akui Suaminya Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci

Megapolitan
Polisi Tangkap Pelaku Tabrak Lari di Gambir yang Sebabkan Ibu Hamil Keguguran

Polisi Tangkap Pelaku Tabrak Lari di Gambir yang Sebabkan Ibu Hamil Keguguran

Megapolitan
Polisi Akan Datangi Rumah Pemilik Fortuner yang Halangi Perjalanan Ambulans di Depok

Polisi Akan Datangi Rumah Pemilik Fortuner yang Halangi Perjalanan Ambulans di Depok

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Penistaan Agama yang Diduga Dilakukan Oknum Pejabat Kemenhub

Polisi Selidiki Kasus Penistaan Agama yang Diduga Dilakukan Oknum Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Viral Video Perundungan Pelajar di Citayam, Korban Telepon Orangtua Minta Dijemput

Viral Video Perundungan Pelajar di Citayam, Korban Telepon Orangtua Minta Dijemput

Megapolitan
Curhat Warga Rawajati: Kalau Ada Air Kiriman dari Bogor, Banjirnya kayak Lautan

Curhat Warga Rawajati: Kalau Ada Air Kiriman dari Bogor, Banjirnya kayak Lautan

Megapolitan
Heru Budi Bakal Lanjutkan Pelebaran Sungai Ciliwung, Warga Terdampak Akan Didata

Heru Budi Bakal Lanjutkan Pelebaran Sungai Ciliwung, Warga Terdampak Akan Didata

Megapolitan
Ibu Hamil Jadi Korban Tabrak Lari di Gambir, Kandungannya Keguguran

Ibu Hamil Jadi Korban Tabrak Lari di Gambir, Kandungannya Keguguran

Megapolitan
Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi: Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi: Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Megapolitan
Paus Fransiskus ke Indonesia September 2024, KWI: Bawa Pesan Persaudaraan Umat Manusia

Paus Fransiskus ke Indonesia September 2024, KWI: Bawa Pesan Persaudaraan Umat Manusia

Megapolitan
Diterima Jadi Polisi, Casis Bintara Korban Begal: Awalnya Berpikir Saya Gagal

Diterima Jadi Polisi, Casis Bintara Korban Begal: Awalnya Berpikir Saya Gagal

Megapolitan
Polisi Kantongi Identitas Pengemudi Fortuner yang Halangi Laju Ambulans di Depok

Polisi Kantongi Identitas Pengemudi Fortuner yang Halangi Laju Ambulans di Depok

Megapolitan
Dapat Ganti Untung Normalisasi Ciliwung, Warga Rawajati Langsung Beli Rumah Baru

Dapat Ganti Untung Normalisasi Ciliwung, Warga Rawajati Langsung Beli Rumah Baru

Megapolitan
Tak Gentarnya Jukir Liar di Minimarket, Masih Nekat Beroperasi meski Baru Ditertibkan

Tak Gentarnya Jukir Liar di Minimarket, Masih Nekat Beroperasi meski Baru Ditertibkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com