JAKARTA, KOMPAS.com - Penghasilan para kuli angkut di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta Utara, saat ini merosot.
Sebab, aktivitas pelayaran dan bongkar muat dari kapal layar motor (KLM) terganggu akibat bangkai KLM belum dievakuasi.
Seorang kuli angkut bernama Bajirun (53) mengungkapkan, upah yang dia dapat saat ini sangat kecil dibandingkan saat aktivitas bongkar muat lancar.
“Biasanya dapat Rp 50.000-Rp 100.000, sekarang Rp 15.000-Rp 30.000 untuk satu hari,” ungkap Bajirun saat ditemui Kompas.com di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jumat (14/7/2023).
Dia mengatakan, sebenarnya ada ruang yang disediakan untuk dua KLM di area kapal besi, agar aktivitas pelayaran dan bongkar muat tetap berjalan.
Namun, menurut Bajirun, hal tersebut tidak maksimal karena para kuli angkut menjadi berebut untuk mengangkut muatan dari dan ke kapal.
“Ya sejauh ini kalau enggak dapat, ya diam saja, enggak ada kegiatan. Kan di sini juga pakai bantauan crane. Jadi, jasa kuli-kuli berkurang,” kata dia.
Sebagai informasi, kapal yang belum dievakuasi itu mengalami kebakaran pada April 2023 di area gudang sembilan Pelabuhan Sunda Kelapa.
KLM yang terbakar tersebut berada dekat dengan pintu keluar-masuk KLM lainnya. Alhasil, KLM yang hendak bersandar di pelabuhan harus mengantre satu per satu.
Adapun KLM yang sudah bersandar sebelum terjadinya kebakaran ini tidak bisa berlayar.
Meski begitu, aktivitas pelayaran dan bongkar muat masih terlihat di area kapal besi. Sebab, KLM dan kapal besi memiliki jalur berbeda.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.