JAKARTA, KOMPAS.com - "Pernikahan" anjing bernama Jojo dan Luna milik Valentina Chandra (Valen) dan Indira Ratnasari (Nena) pada Jumat (14/7/2023) lalu di kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK), Jakarta Utara, menuai kontroversi lantaran mengusung tema adat Jawa.
Salah satu kritik datang dari Dinas Kebudayaan (Disbud) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Dinas Kebudayaan DIY menyayangkan penyelenggaraan "The Royal Wedding Jojo-Luna" itu.
"Sangat menyayangkan dan menyatakan ketidaksetujuan atas terselenggaranya kegiatan The Royal Wedding Jojo dan Luna, yang terpublikasi secara viral pada media sosial," kata Kepala Dinas Kebudayaan DIY Dian Lakshmi Pratiwi, dikutip dari akun resmi Instagram Dinas Kebudayaan DIY, @dinaskebudayaandiy, Rabu (19/7/2023).
Baca juga: Romo Lakukan Pemberkatan di Pernikahan Mewah Anjing Jojo dan Luna, Pemilik: Bukan Pemberkatan Nikah
Dian menuturkan, upacara adat pernikahan, baik prosesi adat maupun nilai/marwahnya, telah dilindungi dalam Undang-Undang RI Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan dan Perda Istimewa DIY Nomor 3 Tahun 2017 tentang Pemeliharaan dan Pengembangan Kebudayaan.
Obyek kebudayaan yang disebut dengan Upacara Daur Hidup: Tatacara Palakrama juga telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia pada 2017 dengan nomor sertifikat 60073/MPK.E/KB/2017.
Dinas Kebudayaan DIY menilai, "pernikahan" Jojo-Luna menyimpang dari ketentuan.
"Sudah menjadi kewajiban Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY melakukan aksi pelestarian fisik dan nilainya, ketika terjadi penyimpangan yang berakibat pada terdegradasi dan terdistorsinya nilai dan marwah upacara daur hidup tersebut. Untuk itu, kami berupaya kejadian tersebut tidak akan terulang," tutur Dian.
Baca juga: Mewahnya Pernikahan Anjing Jojo-Luna di PIK, Pakai Adat Jawa dengan Bujet Rp 200 Juta Lebih
Selain Dinas Kebudayaan DIY, tak sedikit warganet yang mengecam "pernikahan" Jojo-Luna. Warganet menganggap acara itu menghamburkan uang, menghina budaya, dan menyinggung soal agama.
Atas kontroversi ini, Nena dan Valen menyampaikan permintaan maaf kepada publik dan seluruh pihak yang tidak berkenan atas terselenggaranya acara tersebut.
"Kami berdua selaku penyelenggara acara dengan ini menyatakan permohonan maaf atas kegaduhan yang terjadi di masyarakat dengan terselenggaranya acara Jojo dan Luna," kata Nena dalam jumpa pers di Pejaten, Jakarta Selatan, Rabu.
Mereka menegaskan, tidak ada maksud untuk melecehkan atau tidak menghargai budaya Jawa.
"Kami sangat menyesal dan memohon maaf yang sebesar-besarnya kepada pegiat budaya Jawa dan seluruh masyarakat yang kurang berkenan dan merasa tersakiti dengan adanya acara ini," tutur Nena.
Baca juga: Mewahnya Pernikahan Anjing Jojo dan Luna di PIK: Diawali Pre-wedding dan Pesan Katering Khusus Hewan
Sementara itu, Valen berujar, kejadian ini menjadi pembelajaran berharga bagi dia dan Nena.
"Kami mohon maaf, tidak ada sedikit pun untuk menghina. Apalagi saya lahir di Jogja, tidak mungkin menginjak-injak tanah kelahiran saya sendiri," ujar Valen dalam kesempatan yang sama.
Valen dan Nena pun berjanji tidak akan mengulang kesalahan serupa di kemudian hari.
"Kami berjanji tidak akan mengulangi lagi dan tidak akan terjadi lagi ke depannya," kata Nena.
Diberitakan sebelumnya, "pernikahan" anjing Jojo dan Luna yang mengusung tema Nusantara dengan adat Jawa menjadi perbincangan di media sosial.
Acara itu disebut-sebut menelan dana lebih dari Rp 200 juta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.View this post on Instagram