Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Pria di Tanjung Priok Tusuk Perutnya dengan 2 Pisau Dapur

Kompas.com - 25/07/2023, 16:02 WIB
Baharudin Al Farisi,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang pria berinisial AH (54) ditemukan tergeletak di kamar rumahnya dalam kondisi dua pisau menancap di perutnya.

Aksi yang belakangan diketahui sebagai percobaan bunuh diri itu terjadi di Kampung Muara Bahari, RT 006/RW 015, Tanjung Priok, Jakarta Utara pada Senin (24/7/2023).

Adik ipar korban, Yati (60), dan anak AH yang berinisial LH (15), menceritakan bagaimana kronologi dan latar belakang percobaan bunuh diri bisa terjadi.

Menurut Yati, kejadian bermula ketika AH mengasah tiga pisau dapur.

LH yang melihat kegiatan ayahnya itu mengira bahwa pisau dapur tersebut akan digunakan untuk membersihkan gelas atau botol plastik yang sudah dikumpulkan untuk hendak dijual.

Baca juga: Aksi Nekat Pria di Tanjung Priok Tusukkan Pisau ke Perut, Sempat Mengeluh Sakit Lambung

Setelah mengasah pisau, AH masuk ke kamar. Sementara, LH berpamitan kepada Yati untuk membeli makanan di luar.

"Usai membeli makanan, anak nomor dua (LH) ke kamar buat tawarkan makanan ke bapaknya. Ternyata sudah ada dua pisau (tertancap) di perut, yang satu lagi dipegang," ujar Yati saat ditemui Kompas.com pada Selasa (25/7/2023).

Terkejut dengan peristiwa ini, LH langsung memberitahu Yati yang tengah berbaring. Spontan saja Yati langsung melaporkan kejadian tersebut ke polisi.

Yati menduga AH mencoba mengakhiri hidup karena stres akan biaya sekolah anak.

Baca juga: Bukan Sekali Ini Saja AH Coba Bunuh Diri, Sebelumnya Pernah Tepergok

Tiga dari empat anak AH masih mengenyam pendidikan di sekolah swasta.

"Dia pengin anak nomor dua melanjutkan sekolahnya. Saya bilang, 'Ya sudah enggak apa-apa sampai lulus SMP'. Nah, dia penginnya diteruskan ke SMA," ungkap.

"Setiap bulannya, Kartu Jakarta Pintar (KJP) kan diambil sama gurunya untuk bayar sumbangan pembinaan pendidikan (SPP). Nah, dapatnya cuma uang jajan doang," imbuh dia.

Yati mengatakan, dana bantuan senilai Rp 250.000 yang diterima dari KJP dirasa belum cukup untuk memenuhi semua kebutuhan pendidikan anak AH.

Baca juga: Fakta-fakta Pria yang Lompat dari Apartemen Jatinegara: Diduga Patah Hati, Sempat Tanya Dosa Bunuh Diri

"Belum lagi harga buku sampai Rp 240.000. Saya pikir, uang dari mana?" tutur dia.

Anak kedua AH baru saja lulus dari MTS Yapis Tanjung Priok. Namun, AH ingin buah hatinya melanjutkan jenjang pendidikan ke SMA.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Megapolitan
Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Megapolitan
Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Megapolitan
Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Megapolitan
3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Megapolitan
Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Megapolitan
BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

Megapolitan
Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Megapolitan
Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Megapolitan
Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Megapolitan
Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Megapolitan
Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com