JAKARTA, KOMPAS.com - Pria berinisial AH (54) yang melakukan aksi percobaan bunuh diri di Tanjung Priok, juga pernah melakukan aksi serupa.
Saat itu, upaya AH untuk mengakhiri hidup keburu ketahuan anak sulungnya, sehingga akhirnya dia mengurungkan niat tersebut.
"Itu pernah, waktu bapak bawa tambang. Tapi tambangnya dibuang sama abang," kata anak kedua AH, LH (15) kepada bibinya, Yati (60), saat ditemui Kompas.com di RT 06/RW 15, Tanjung Priok, Jakarta Utara pada Selasa (25/7/2023).
Yati yang baru mengetahui hal tersebut langsung menyadari bahwa tujuan AH membawa tali tambang merupakan salah satu upaya percobaan bunuh diri.
Baca juga: Pria di Tanjung Priok Tusuk Perut dengan Pisau, Diduga Stres Biaya Sekolah Anak
LH berujar, aksi nekat ayahnya itu terjadi pada Jumat (21/7/2023) lalu.
Untuk diketahui, AH ditemukan LH dalam kondisi tergeletak di kamarnya. LH saat itu melihat dua pisau tertancap di bagian perut AH.
LH yang terkejut langsung memberitahu Yati dan segera melaporkan peristiwa ini ke polisi.
AH kini menjalani perawatan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta Pusat
AH diduga hendak bunuh diri karena pusing memikirkan biaya sekolah anaknya.
Tiga dari empat anak AH masih mengenyam pendidikan di sekolah swasta.
Baca juga: Aksi Nekat Pria di Tanjung Priok Tusukkan Pisau ke Perut, Sempat Mengeluh Sakit Lambung
"Dia pengin anak nomor dua melanjutkan sekolahnya. Saya bilang, 'Ya sudah enggak apa-apa sampai lulus SMP'. Nah, dia penginnya diteruskan ke SMA," ungkap Yati.
"Setiap bulannya, Kartu Jakarta Pintar (KJP) kan diambil sama gurunya untuk bayar sumbangan pembinaan pendidikan (SPP). Nah, dapatnya cuma uang jajan doang," imbuh dia.
Sementara itu, dana bantuan dari KJP senilai Rp 250.000 per bulan, disebut Yati tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan pendidikan anak AH.
"Belum lagi harga buku sampai Rp 240.000. Saya pikir, uang dari mana?" tutur dia.
Anak kedua AH baru saja lulus dari MTS Yapis Tanjung Priok. Namun, AH ingin buah hatinya melanjutkan jenjang pendidikan ke SMA.
Bunuh diri bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu. Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup.
Anda tidak sendiri. Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada.
Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling, Anda bisa simak website Into the Light Indonesia di bawah ini:
https://www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri/hotline-dan-konseling/
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.