Terhambat 18 Tahun, Pembangunan Gereja Ibu Teresa Paroki Cikarang Dimulai

KABUPATEN BEKASI, KOMPAS.com - Pembangunan Gereja Katolik Ibu Teresa Paroki Cikarang kini telah dimulai setelah peletakan batu pertama, Kamis (27/7/2023).

Penjabat (Pj) Bupati Bekasi Dani Ramdan mengatakan, prosesi ini merupakan tonggak penting untuk umat Katolik di Kabupaten Bekasi, karena bisa terlaksana dengan damai.

"Bangunan yang akan didirikan ini bukan hanya sebuah gereja untuk kebaktian. Tetapi juga sebagai pusat pemberdayaan masyarakat, khususnya umat katolik untuk menjadi pribadi-pribadi yang unggul, beriman, dan memiliki kepedulian, memiliki karya, juga kemanfaatan bagi sesama," kata Dani dikutip dari keterangannya, Jumat.

Baca juga: Penantian 18 Tahun Izin Bangun Gereja Ibu Teresa di Cikarang…

Dengan dimulainya prosesi ini, Dani berharap warga Kabupaten Bekasi bisa saling menghormati dan menjalankan ibadah sesuai dengan kepercayaan masing-masing.

Pembangunan gereja ini juga diharapkan bisa menjadi representatif untuk menguatkan kapasitas umat Katolik untuk ikut membangun Kabupaten Bekasi.

"Warga umat katolik yang notabene adalah warga Kabupaten Bekasi juga nantinya diharapkan dapat memberikan kemanfaatan, juga profesinya yang beragam, keahliannya, pengetahuannya, dan kapasitasnya. Itu semua adalah sumber-sumber kekuatan pembangunan Kabupaten Bekasi," jelas dia.

Awalnya, peletakkan batu pertama rencananya dilakukan pada Juni 2023.

Prosesi peletakkan batu pertama itu dilakukan ketika semua proses administrasi rampung.

"Harapannya sih bulan Juni tahun ini. Supaya nanti langsung segera bisa kami mulai bangun secara keseluruhan," kata Romo Antonius Suhardi Antara Pr dalam wawancara khusus bersama Kompas.com, beberapa waktu lalu.

Setelah semua selesai, akan ada tiga bangunan yang akan berdiri di lahan 7.500 meter persegi di area milik Lippo Cikarang, Cikarang Selatan itu.

Baca juga: Pemkab Bekasi Akan Bangun Masjid di Dekat Gereja Ibu Teresa

"Yang utama gereja itu sendiri, gereja 2.400 meter persegi bangunannya," kata Romo Antara.

"Kemudian aula atau gedung karya pastoral, kami menyebut itu, 400 meter persegi. Lalu rumah pastoral atau tempat tinggal kami, pastor bertugas yang bertugas di Paroki Cikarang 200 meter persegi," sambung dia.