TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Dinas Lingkungan Hidup (LH) Tangerang Selatan memasang spanduk larangan membakar sampah sembarangan di lapak barang bekas, tepatnya di belakang RSU Tangsel, Pamulang pada Jumat (4/8/2023).
Kepala Bidang Persampahan Dinas LH Kota Tangsel Rastra Yudhatama mengatakan, pemasangan spanduk itu sebagai salah satu upaya menangani permasalahan pembakaran sampah.
Terlebih, kegiatan bakar sampah oleh oknum pelapak itu membuat seorang anak yang tinggal di sekitarnya terpapar infeksi saluran pernafasan akut (ISPA).
Baca juga: Ulah Pengepul Barang Bekas di Tangsel Bakar Sampah Tiap Hari, Sebabkan Anak Derita ISPA
"(Untuk menangani soal pembakaran sampah) kami hari ini (sudah) masang spanduk," kata Kepala Bidang Persampahan Dinas LH Kota Tangsel Rastra Yudhatama kepada Kompas.com, Jumat (4/8/2023).
Selain itu, Dinas LH juga memasang spanduk larangan itu di Jalan Bratasena dan Jalan Elang, Pamulang.
Yuda mengatakan, kemungkinan lokasi pemasangan spanduk akan bertambah apabila ditemukan lagi kasus bakar sampah sembarangan.
"Baru ada tiga (spanduk larangan) saja yang dipasang. Tapi, untuk pemasangan spanduk lainnya, kami masih menunggu laporan-laporan warga. Kalau masih ada pembakaran sampah baru kami pasang," kata dia.
Sebelumnya diberitakan, seorang anak bernama Raya (8) menderita penyakit ISPA.
Baca juga: Diduga Terpapar Asap Pembakaran Sampah, Bocah di Pamulang Kena ISPA hingga Dibawa ke RS
Orangtua menduga kuat penyakit itu disebabkan terpapar asap pembakaran sampah yang sering sekali muncul di area permukimannya.
Pembakaran sampah sembarangan itu berada tepat di belakang RSU Tangsel. Lokasinya hanya berjarak 900 meter dari rumah Raya di Perumahan Permai 1, Pamulang, Tangsel.
Ibunda Raya, Bunga menceritakan, awalnya Raya batuk-batuk pada Jumat (28/7/2023).
Namun, kondisinya memburuk setelah Raya bangun tidur lantaran ia mengalami pilek dan kesulitan bernapas.
"Hari Jumat lalu. Raya pulang sekolah masih sehat dan aktif walau memang sudah ada batuk. Tapi, setelah dia bangun dari tidur siang sekitar jam 15.00 WIB, dia jadi sedikit pilek, agak sulit bernapas," kata Bunga saat dihubungi, Rabu (2/8/20223).
Baca juga: Akibat Debu Batu Bara di Rusunawa Marunda, 66 Orang Kena ISPA hingga Gatal-gatal
Sang ibu hanya memberikan obat dan balsam untuk mengobati penyakit Raya karena dianggap batuk biasa.
Namun, kondisi kesehatan anaknya itu semakin menurun pada Sabtu (29/7/2023).
"Sabtu siang napasnya mulai makin sulit sampai pada jam 12 malam. Napasnya makin susah dan terengah-engah. Pas kami cek, ada cekukan di dada dan napas makin cepat," tutur Bunga.
Raya langsung dibawa ke instalasi gawat darurat (IGD) Rumah Sakit Eka Hospital.
Di sana, Raya diuap, pengecekan darah, rontgen toraks, sebelum akhirnya dokter mendiagnosis penyakit ISPA.
"Ternyata benar ada infeksi di saluran napasnya Raya. Dan karena Raya bukan pengidap asma, infeksinya cukup berat sehingga Raya dinyatakan ISPA," ucap Bunga.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.