JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah perempuan mapan menjadi korban penipuan dengan modus awal berkenalan melalui aplikasi cari jodoh (dating apps).
Kisah para korban mirip dengan kisah di film dokumenter Netflix, The Tinder Swindler.
Dua korban di antaranya akhirnya melapor kepada Polda Metro Jaya pada Juli lalu. Setelah menerima laporan korban, polisi pun berjanji untuk menindaklanjuti kasus itu.
"Kami pasti akan optimalkan penyelidikan (mencari dan menemukan suatu peristiwa yang diduga sebagai tindak pidana)," ujar Direktur Reserse Kriminal Khusus (Dirkrimsus) Polda Metro Jaya Kombes Ade Safri Simanjuntak saat dikonfirmasi, Selasa (22/8/2023).
Baca juga: Pelaku Tinder Swindler Indonesia Diduga Manfaatkan Kelemahan Hindsight Bias pada Manusia, Apa Itu?
Menurut Ade Safri, awalnya pelaku berkenalan dengan korban lewat aplikasi jodoh. Pelaku kemudian memperlakukan korban seperti kekasih.
Setelah terbuai bujuk rayu pelaku, korban ditawari usaha fiktif.
"Itu pintu masuknya memang melalui aplikasi perjodohan. Setelah saling kenal, kemudian pelaku dengan bujuk rayu menawarkan usaha virtual dimaksud kepada korban," jelas dia.
"Inti dugaan peristiwa pidana yang terjadi sebenarnya ada pada tawaran usaha virtual yang diduga fiktif (penipuan)," tambah Ade Safri.
Menurut Ade Safri, pelaku saat ini terindikasi berada di luar negeri. Namun, dia belum membeberkan lebih jelas apakah pelaku berstatus warga negara asing atau warga Indonesia.
"Sementara ini (pelaku) kami identifikasi ada di luar negeri," ucap dia.
Meski baru dua korban yang melapor, polisi menduga jumlah korban lebih banyak. Ade berujar, saat ini polisi mendalami kasus itu secara intensif.
"Masih kami dalami. Kemungkinan masih ada korban lainnya terkait dengan hal ini. Upaya penyelidikan masih dilakukan secara optimal," ujar Ade.
Baca juga: Tinder Swindler Indonesia Rugikan Korban hingga Miliaran Rupiah, Polisi Gerak Cepat Cari Pelaku
Adapun para penipu bertebaran di aplikasi kencan. Mereka menjerat wanita-wanita Indonesia yang hendak serius membangun masa depan.
Korban tak hanya merugi perasaan, tetapi juga miliaran rupiah apabila ditotal.
Seorang korban berinisial DH (41) bercerita, ia berkenalan dengan pelaku pada Maret 2023 di dating apps bernama CMB (Coffee Meets Bagel).