JAKARTA, KOMPAS.com - Polisi telah menaikkan status perkara pengeroyokan yang diduga dilakukan oknum massa beratribut ojol kepada kru content creator bernama Laurendra Hutagalung.
Hal itu diungkapkan langsung oleh Wakasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan Kompol Henrikus Yossi, Jumat (25/8/2023).
"Sudah, perkara ini sudah naik tingkat ke penyidikan," ujar dia kepada wartawan di kantornya.
Kasus ini naik tingkat setelah penyidik dari Satreskrim Polres Metro Jakarta Selatan menemukan sejumlah bukti yang mengarah ke pengeroyokan.
Sejumlah luka yang diderita para kru Laurendra menjadi bukti yang tak terbantahkan.
"Berdasarkan pemeriksaan saksi-saksi dan video yang beredar, betul telah terjadi dugaan tindak pidana pengeroyokan sebagai dimaksud Pasal 170 KUHP," ungkap dia.
Yossi mengungkapkan ada tiga korban luka yang disinyalir dilakukan oleh oknum massa ojek online (ojol) dan warga sekitar bilangan Tebet, Jakarta Selatan.
Satu korban disebut dipukul oleh massa di warung makan bernama Ayam Bakar Wong Solo.
Dua sisanya menderita luka usai dilempar benda tumpul di lokasi serupa.
"Nah dari tiga korban tersebut, salah satu korban mengalami pemukulan di salah satu rumah makan yang ada di tempat kejadian perkara (TKP)," ujar Yossi.
"Kemudian dua orang lainnya mengalami luka akibat terkena lemparan benda yang terbuat dari besi, sehingga menyebabkan korban mengalami luka berdarah di bagian bibir dan korban lainnya mengalami luka di bagian punggung," lanjut dia.
Laurendra Hutagalung sebelumnya membuat laporan di Polres Metro Jakarta Selatan.
Ia membuat laporan dengan delik pengeroyokan usai dirinya dan beberapa rekannya dikepung massa di rumah makan Ayam Bakar Wong Solo, Selasa (15/8/2023) malam.
"Betul (Laurendra buat laporan), sudah kami terima laporannya. Kami buatkan Laporan Polisi dengan persangkaan Pasal 170 KUHP," kata Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Irwandhy Idrus saat dikonfirmasi, Rabu (16/8/2023).
Sebagai informasi, keributan yang terjadi di depan warung makan Ayam Bakar Wong Solo melibatkan sejumlah kru dari Laurendra Hutagalung dan massa yang didominasi ojek online (ojol).