JAKARTA, KOMPAS.com - Kualitas udara di Jakarta kembali tidak sehat dengan menduduki posisi ketiga sebagai kota dengan udara terburuk di dunia, Selasa (5/9/2023) pagi.
Berdasarkan data situs pemantau kualitas udara IQAir pada Selasa sekitar pukul 07.13 WIB, indeks kualitas udara (AQI) di Jakarta berada di angka 153.
Adapun kualitas udara di DKI pada Senin kemarin telah membaik dengan katagori sedang. Indeks kualitas udara (AQI) di Jakarta berada di angka 95.
Pada Selasa pagi, konsentrasi polutan tertinggi dalam udara DKI Jakarta hari ini PM 2,5, dengan nilai konsentrasi 64,5 mikrogram per meter kubik.
Konsentrasi tersebut lebih dari 12,9 kali nilai panduan kualitas udara tahunan World Health Organization (WHO).
Sementara itu, cuaca di Jakarta pagi ini berkabut dengan suhu 23 derajat celsius, kelembapan 75 persen, gerak angin 7,4 km/h, dan tekanan 1012 milibar.
Situs IQAir juga merekomendasikan masyarakat untuk mengenakan masker, menghidupkan penyaring udara, menutup jendela, dan hindari aktivitas outdoor agar terhindar dari udara luar yang kotor.
Baca juga: Saat Pengelola Gedung di Jakarta Diminta Rogoh Kocek Rp 200 Juta untuk “Water Mist”
Sementara itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta telah menangani masalah kualitas udara ini dengan menerapkan beberapa aturan.
Sejumlah kebijakan itu antara lain, penerapan work from home (WFH) dengan kapasitas 50 persen bagi para aparatur sipil negara (ASN), penyiraman jalan dengan water cannon hingga akan menerapkan penyiraman dari atap gedung tinggi di Ibu Kota.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.