JAKARTA, KOMPAS.com - Analis kesehatan asal Sidoarjo, Jawa Timur, bernama Rahel Rahayu Pratiwi (28) telah merantau ke Jakarta sejak 2019.
Meski telah tinggal di Ibu Kota cukup lama, Rahel mengaku masih sering merasakan culture shock, termasuk soal menu makanan di Jakarta.
“Agak syok orang Jakarta makan mi ayam buat pagi-pagi. Jam 06.00 sampai 07.00 pagi tuh nyari mi ayam sudah ada,” kata Rahel saat diwawancarai Kompas.com di Harmoni, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (7/9/2023).
“Kalau di Sidoarjo atau Surabaya, mi ayam tuh buat makan siang, jam 11.00 atau 12.00, gitu,” lanjut dia.
Baca juga: “Culture Shock” Perantau di Jakarta, Pernah Panik karena Tak Punya Kartu E-Money
Selain mi ayam jadi pilihan sarapan di Jakarta, Rahel juga terkejut saat mengetahui nasi goreng di Jakarta diracik dengan cara berbeda dengan di Jawa Timur.
“Kalau orang Jatim dan sebagainya itu nasi gorengnya warna merah. Pernah pesan nasi goreng di sini, karena di sana kebiasaan enggak pakai saus, terus bilang, ‘Bang, enggak usah dikasih saus’. Terus kata abangnya, ‘Lah, Neng, nasgor di sini mah kagak pakai saus’,” cerita dia.
Baca juga: Heru Budi Minta Maaf, Akui KTT ASEAN 2023 Bikin Jalanan Jakarta Nyaris Lumpuh karena Macet
Tidak hanya itu, Rahel juga heran dengan menu pecel ayam yang seringkali dipadukan dengan nasi uduk.
Di tempat asalnya, pecel ayam umumnya disebut dengan penyetan yang disajikan dengan nasi putih.
“Makan pecel ayam pakai nasi uduk, itu (buatku) aneh. Pacarku yang Sunda-Palembang, dia makan itu pakai nasi uduk, aku masih enggak bisa terima,” tutur Rahel.
“Aneh aja, gitu. Toh, asin ketemu asin, tambah asin dong, pasti? Hahaha,” sambung dia terbahak.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.