Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Minta Pemerintah Tegas pada Pabrik yang Cemarkan Kali, KP2C: Kalau Tak Sanggup, Kibarkan Bendera Putih

Kompas.com - 11/09/2023, 23:02 WIB
Joy Andre,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Komunitas Peduli Sungai Cileungsi-Cikeas atau KP2C, Puarman, meminta agar pemerintah mau menutup pabrik yang mencemari air di aliran Sungai Cileungsi perbatasan antara Kabupaten Bogor dan Kota Bekasi.

Sebagai informasi, air di aliran kali tersebut tercemar limbah hingga membuat ikan sapu-sapu mati serta airnya pun menghitam.

"Masyarakat sudah terlalu lama menderita dan dirugikan. Jika tidak mampu dan tidak mau menggunakan kewenangan yang dimiliki, kibarkan bendera putih," kata Puarman kepada wartawan, Senin (11/9/2023).

Puarman mengungkapkan, pencemaran air di sungai tersebut bukan kali pertama terjadi.

Baca juga: Air Hitam dan Ikan Sapu-sapu Mati di Kali Perbatasan Bogor-Bekasi, Warga: Bukan Pertama Kali

Ia menuturkan, sudah lebih tujuh tahun sungai di sana tercemar. Kondisi tersebut terjadi karena ada aktivitas pencemaran yang dilakukan oleh pabrik-pabrik.

"Pemerintah harus gunakan kewenangannya untuk menindak. Tutup pabriknya dan pidanakan pelakunya, agar ada efek jera," tutur Puarman.

Ia pun menilai, pencemaran di Sungai Cileungsi adalah bentuk tidak efektifnya langkah pemerintah yang hanya mengawasi dan membina tanpa pernah menindak serta mengatasi permasalahan yang ada.

Warga pun akhirnya menuntut keseriusan dari pemerintah terkait untuk segera mengatasi pencemaran yang terjadi.

"Sangat banyak masyarakat yang bermukim di sepanjang aliran Sungai Cileungsi, mengadukan kondisi sungai yang hitam, bau dan ikan-ikan yang mati," tutur Puarman.

Baca juga: Diduga Tercemar, Ribuan Ikan Sapu-sapu Mati di Kali Perbatasan Bogor-Bekasi

"Mereka (masyarakat) meminta pemerintah serius menangani pencemaran sungai Cileungsi yang sudah bertahun-tahun tidak ada perbaikan," ucap dia lagi.

Adapun berdasarkan pengamatan Kompas.com pada Senin (11/9/2023), air kali tersebut berwarna hitam dan berbusa.

Bangkai ribuan ikan sapu-sapu itu terlihat mengapung. Ada pula ikan yang sekarat dan hanya berenang di tepi kali.

Ribuan ikan itu mati diduga karena tercemar limbah di kali. Busa yang mencemari kali tersebut diduga hasil dari pembuangan limbah pabrik di Kabupaten Bogor.

Sampah popok, sampah plastik, dan pakaian juga tampak mengapung. Aroma busuk layaknya bau bangkai sudah tercium dari jarak sekitar 300 meter.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Megapolitan
Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Megapolitan
Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Megapolitan
Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Megapolitan
3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Megapolitan
Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Megapolitan
BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

Megapolitan
Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Megapolitan
Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Megapolitan
Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Megapolitan
Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Megapolitan
Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com