JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta Nova Harvian Paloh meminta pemerintah provinsi (Pemprov) mengkaji ulang usulan untuk menangani polusi udara dengan menyemprotkan ekoenzim.
Usulan penanganan polusi udara itu sebelumnya disampaikan perwakilan Yayasan Upakara, sebuah lembaga swadaya masyarakat yang menemui Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (6/9/3023) siang.
"Itu harus dikaji ulang. Harus ada dari pakar lingkungan lalu pakar ekoenzim. Jadi tak sembarang," ujar Nova dalam keterangannya, Selasa (13/9/2023).
Baca juga: Yayasan Ini Temui Heru Budi, Tawarkan Penanganan Polusi dengan Semprot Ekoenzim
Ekoenzim merupakan fermentasi limbah sisa buah dan sayuran. Menurut anggota Fraksi Nasdem itu, ahli lingkungan harus dilibatkan karena penggunaan ekoenzim tidak bisa sembarangan.
Jika tidak adanya keterlibatan para ahli, dikhawatirkan penyemprotan ekoenzim yang sebelumnya ditujukan mengatasi polusi, justru mengganggu masyarakat.
"Nah, makanya itu, ini kan perlu pakar lingkungan. Ahli dari IPB kah, dari UGM kah. Saya tahu ekoenzim ini seperti apa, tapi saya tak tahu nih kalau misalnya untuk penyemprotan," ucap Nova.
"Nah ini kan perlu dikaji lagi, apakah nanti misalnya ada KLHK mengizinkan, apakah dari DLH DKI juga mengizinkan, kan ini perlu dibarengin gitu," imbuh dia.
Ketua Yayasan Upakara Sugeng Waluyo sebelumnya menemui Heru Budi untuk membahas inovasi dalam menangani polusi udara di Jakarta.
Baca juga: Atasi Polusi, Heru Budi Pertimbangkan ASN Pemprov DKI WFH Sampai Musim Hujan Tiba
"Kami (menawari) Pak Gubernur, bagaimana kalau kami spray daerah Jakarta dengan ekoenzim. Di Jakarta sudah ada kewajiban water mist, ini kami tambahkan ekoenzim," ujar Sugeng di Balai Kota DKI Jakarta.
Sugeng mengatakan, penyemprotan ekoenzim ke udara berfungsi sebagai bioremediasi yang dapat mengurangi polutan di Jakarta.
Cara kerja bioremediasi menggunakan bakteri yang nantinya berkembang biak memakan polutan dan mengubahnya menjadi senyawa tidak beracun dan tak berbahaya bagi manusia.
"Beliau (Heru Budi) positif (menerima). Nanti dalam waktu dekat beliau akan mengundang stakeholder, misalnya dari PD Pasar Jaya, karena itu kan menggunakan sampah organik sangat banyak, dan (mengundang) wali kota," kata Sugeng.
"Larutan pakai daur ulang kulit buah. Kami fermentasi tiga bulan. Saat ini kami buat seperti disinfektan pertanian (untuk) menyuburkan tanaman, pengobatan, dan masih banyak lagi," sambung dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.