JAKARTA, KOMPAS.com - Ahmad Budi Santoso (33), aparatur sipil negara (ASN) penyandang disabilitas menilai, daerah penyangga Jakarta masih belum ramah untuk kaum difabel.
Hal itu ia rasakan salah satunya untuk akses menuju Stasiun Kranji, Bekasi, Jawa Barat.
"Kalau di Stasiun Kranji atau di kota penyangga Jakarta itu menurut saya masih kurang akses (disabilitas) ya," kata Pria asal Sidoarjo, Jawa Timur itu.
Baca juga: ASN Disabilitas Achmad Budi Aktif Suarakan Hak-hak Difabel di Fasilitas Publik
Budi kehilangan kaki kanannya akibat kecelakaan yang dia alami pada umur tujuh tahun.
Sejak kakinya diamputasi, Budi berkendara menggunakan transportasi umum usai mengayuh sepeda lipatnya.
Saat mengayuh sepeda dengan satu kaki, Budi kerap kesulitan saat mengakses Stasiun Kranji dari rumahnya.
Pasalnya, terdapat polisi tidur di dekat Stasiun Kranji yang membuat dirinya kesusahan saat bersepeda.
"Ketika masuk Stasiun Kranji ada yang menurut saya enggak ramah disabilitas karena ada polisi tidur, dan itu kesulitan saya," tutur dia.
Baca juga: Pahit Getir Masa Kecil ASN Disabilitas Achmad Budi, Kerap Diejek karena Fisiknya yang Berbeda
Budi membandingkannya dengan Stasiun Tanah Abang.
Selama mengakses sepeda dari Stasiun Tanah Abang ke Kantornya di Kementrian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), ia tak menemukan jalanan menanjak.
"Kalau di Stasiun Tanah Abang kan enggak ada. Saya naik sepeda ya lurus-lurus saja enggak ada kesulitan," terang dia.
Namun, menurut dia, fasilitas di Stasiun Kranji sudah ramah disabilitas.
Salah satunya lift yang terpasang di Stasiun Kranji. Menurut dia, hal itu sangat membantu untuk disabilitas.
"Secara umum fasilitasnya sudah akses bagi disabilitas, apalagi ada liftnya di Stasiun Kranji," papar dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.