Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ojol yang Turunkan Penumpang Tak Pakai Helm Serba Salah, Ingin Disiplin Terhadap Aturan malah Jadi Merugikan Dirinya

Kompas.com - 20/09/2023, 05:40 WIB
Abdul Haris Maulana

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Keinginan Iky (23), pengemudi ojek online (ojol), untuk disiplin terhadap aturan lalu lintas malah jadi berdampak negatif kepada dirinya.

Seperti diketahui, Iky adalah pengemudi ojol yang menurunkan seorang penumpang perempuan yang tak mau pakai helm di Flyover Klender, Duren Sawit, Jakarta Timur, arah Pulogadung menuju Duren Sawit, pada Kamis (14/9/2023) pagi.

Saat itu, si penumpang menolak memakai helm dengan alasan rambutnya masih basah. Padahal, polisi tengah menggelar razia lalu lintas tak jauh dari lokasi si penumpang diturunkan.

Usai kejadian tersebut, masalah pun datang menghampiri Iky.

Baca juga: Nasib Ojol yang Turunkan Penumpang Tak Pakai Helm di Klender, Akun Kena Suspend karena Ulasan Negatif

Akun kena suspend

Iky mengungkapkan, akun ojek online-nya kena suspend (ditangguhkan) gara-gara mendapat ulasan negatif dari penumpang yang ia turunkan di Flyover Klender.

Ia mengaku sudah sempat curhat soal permasalahan yang dialaminya ke bagian Satgas yang membantu mengatasi komplain dari para ojol.

"Saya langsung WhatsApp ke Satgas. Saya minta pendapat, gimana solusinya, ke kantor atau gimana. Katanya ke kantor juga percuma, mereka enggak bisa cabut ulasan negatif kalau bukan diminta pihak customer," jelas Iky saat dihubungi, Selasa (19/9/2023).

"Dari perusahaan enggak ada mediasi. Enggak mau tahu kronologi awalnya. Saya sudah jelasin ke Satgas, minta pendapat. Saya niatnya Senin (18/9/2023) ke kantor, dibilang percuma karena bakal nihil. Sayang di bensin kalau ke sana tapi enggak ada hasilnya," sambung dia.

Tak bisa cari uang

Gara-gara akunnya kena suspend, Iky tidak bisa lagi mendapatkan penumpang untuk diantarkan ke suatu tempat.

Baca juga: Akunnya Kena Suspend sejak Turunkan Penumpang yang Tak Mau Pakai Helm, Driver Ojol Kebingungan Cari Uang

Hal itu berujung pada dirinya yang tidak bisa mencari uang untuk menafkahi anak dan istrinya.

"Pas full di Maxim, sehari-hari alhamdulillah kerja dari pagi sampai sore dapat 10-11 orderan. Kalau kayak begini (akun bermasalah), saya enggak bisa nafkahin keluarga (seperti sebelumnya)," keluhnya.

Iky menerangkan, pendapatan kotor yang ia peroleh sehari-hari saat akunnya masih bekerja adalah Rp 160.000-Rp 170.000.

"Pendapatan bersihnya Rp 120.000. Walaupun segitu, alhamdulillah cukup untuk nafkahin istri dan anak, dan buat kasih uang jajan ke anak," Iky berujar.

Tidak ada pertanggungjawaban

Iky mengatakan, penumpang yang ia turunkan karena tak mau pakai helm belum bertanggung jawab atas ulasan negatif yang diberikan.

Sekalipun tidak mau disiplin untuk menggunakan helm, setidaknya si penumpang tidak sampai harus memberi ulasan negatif kepada Iky.

Baca juga: Akunnya Anyep Setelah Turunkan Penumpang yang Tak Mau Pakai Helm, Iky Dibantu Sesama Ojol untuk Cari Nafkah

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com