Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Fenomena Siswa Sayat Tangan, Orangtua Minta Kemenkominfo Blokir Konten Berbau Kekerasan

Kompas.com - 06/10/2023, 10:56 WIB
Baharudin Al Farisi,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Orangtua murid bernama Christina Indah Paramita (38) berharap pemerintah turut andil dalam mencegah penyebaran konten sayat tangan yang memengaruhi anak-anak.

Untuk diketahui, 11 siswa SDN Dawuhan 2 Kecamatan Situbondo, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, kedapatan melukai tangannya sendiri akibat terpengaruh konten TikTok.

Karena itu, Indah meminta Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo) segera memblokir konten TikTok yang mengandung unsur kekerasan.

"Saya berharap pemerintah turut ambil peran, pemblokiran secara otomatis dari Kominfo terkait konten kekerasan ataupun yang mengandung unsur SARA perlu dilakukan," ungkap Indah kepada Kompas.com, Kamis (5/10/2023).

Baca juga: Cara Orangtua Cegah Anaknya Terpengaruh Konten Sayat Tangan, Cek HP Berkala

Namun, Indah tidak menaruh tanggung jawab penuh kepada pemerintah. Perlindungan dari keluarga juga dilakukan demi masa depan anaknya.

"Bisanya saya cek handphone anak secara berkala sekaligus cek kegiatan dia. Saya enggak larang anak saya untuk mengetahui hal baru dalam tumbuh kembang anak, karena saya juga enggak mau terlalu mengekang dia," kata Indah.

Dalam kesempatan berbeda, orangtua murid bernama Lusy Tania (31) menganggap fenomena anak sekolah menyayat tangan sendiri merupakan suatu hal yang konyol.

Lusy pun selalu memberikan nasihat kepada anaknya agar menghindari hal tersebut. Selain itu, Lusy juga meminta TikTok untuk melakukan hal preventif.

"Kan itu ramai di TikTok ya, kalau bisa dari TikTok-nya, kalau ada video-video kayak gitu, harus di-take down sih biar enggak pengaruhi orang-orang, apalagi ada anak-anak yang nonton," tutur Lusy.

Baca juga: Orangtua Murid Minta TikTok Take Down Konten Anak Sekolah Sayat Tangan

Sementara itu, menurut orangtua murid bernama Ade Rusliana (31), fenomena anak sekolah menyayat tangannya bukanlah suatu hal yang baru.

Namun, kata Ade, kini media sosial turut serta menyebarluaskan informasi yang dia anggap tidak penting.

"Sebenarnya sudah enggak kaget lagi, karena zaman dulu memang sudah ada. Ya bedanya kan sekarang ada media sosial yang disebarkan secara luas tanpa memandang usia," kata Ade.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com