Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Orangtua Cegah Anaknya Terpengaruh Konten Sayat Tangan, Cek HP Berkala

Kompas.com - 06/10/2023, 10:44 WIB
Baharudin Al Farisi,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Christina Indah Paramita (38) punya cara tersendiri agar anaknya yang kini duduk di bangku kelas 1 SMP tidak terpengaruh tren konten sayat tangan di TikTok.

Sebagai orangtua, Indah dan suaminya selalu mengecek gawai sang buah hati secara berkala. Hal ini sudah menjadi kesepakatan dalam keluarga mereka.

"Bisanya saya cek handphone anak secara berkala sekaligus cek kegiatan dia," ungkap Indah kepada Kompas.com, Kamis (5/10/2023).

Baca juga: Ada Fenomena Anak Sekolah Sayat Tangan demi Tren, Orangtua Khawatir

Berbeda dengan Indah, Lusy Tania (31) justru memilih membatasi pergaulan anaknya yang kini masih duduk di bangku kelas 2 SD.

Lusy juga selalu mengawasi sang anak saat berselancar di media sosial.

Lusy tidak ingin masa depan buah hatinya hancur gara-gara fenomena anak sekolah sayat tangan yang dipengaruhi konten TikTok.

"Pengawasan aku ke anak ya kasih nasihat biar enggak ikut-ikutan, terus selalu diawasi kalau anak-anak lagi buka TikTok, YouTube, atau yang lainnya. Sama membatasi pergaulannya juga sih," ungkap Lusy.

Terlepas dari upaya orangtua melindungi anaknya, menurut Indah dan Lusy, pihak sekolah dan pemerintah perlu melakukan pengawasan.

Baca juga: Orangtua Murid Minta TikTok Take Down Konten Anak Sekolah Sayat Tangan

Salah satu harapan Indah adalah Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) segera memblokir konten-konten kekerasan dan SARA.

"Pemblokiran secara otomatis dari Kominfo terkait konten kekerasan ataupun yang mengandung unsur SARA juga perlu dilakukan," ucap Indah.

Pihak TikTok juga diminta men-take down video-video yang sekiranya akan berdampak buruk bagi tumbuh kembang anak.

"Terus kan itu ramai di TikTok ya, kalau bisa dari TikTok-nya, kalau ada video-video kayak gitu, harus di-take down sih biar enggak pengaruhi orang-orang, apalagi ada anak-anak yang nonton," tutur Lusy.

Baca juga: Orangtua: Fenomena Sayat Tangan Sendiri Sudah Ada dari Dulu, Kini Disebar di Medsos

Sebelumnya diberitakan, 11 siswa SDN Dawuhan 2 Kecamatan Situbondo, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, melukai tangannya sendiri akibat terpengaruh konten media sosial Tiktok.

Para siswa melukai lengannya menggunakan alat kesehatan (alkes) untuk cek GDA stick yang dijual pedagang di sekitar sekolah.

Aksi siswa kelas IV hingga VI ini diketahui para guru yang melihat tangan siswanya penuh luka goresan di lengan.

Guru kemudian melapor kepada kepala sekolah dan memeriksa seluruh siswa. Mereka kemudian menemukan belasan anak didik dengan tangan penuh luka goresan.

Baca juga: 11 Siswa SD di Situbondo Sayat Tangan Sendiri, Terinspirasi Konten TikTok

Pihak sekolah kemudian melapor kepada Dinas Pendidikan Situbondo agar tren tersebut tidak berkembang ke siswa-siswi lainnya.

Pihak sekolah juga telah menutup akses pedagang keliling yang berjualan alat kesehatan tersebut.

"Kasus melukai tangan sendiri itu dulu sering dilakukan anak SMP atau SMA yang patah hati. Fenomena lama dulu itu, tetapi sekarang ini anak SD akibat terpengaruh trending di TikTok," kata Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dispendikbud Kabupaten Situbondo, Supiyono, Selasa (3/10/2023).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Megapolitan
Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas 'Bodong', Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas "Bodong", Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

Megapolitan
Pelanggan Minimarket: Ada atau Enggak Ada Jukir, Tak Bisa Jamin Kendaraan Aman

Pelanggan Minimarket: Ada atau Enggak Ada Jukir, Tak Bisa Jamin Kendaraan Aman

Megapolitan
4 Bocah Laki-laki di Cengkareng Dilecehkan Seorang Pria di Area Masjid

4 Bocah Laki-laki di Cengkareng Dilecehkan Seorang Pria di Area Masjid

Megapolitan
KPU DKI Bakal 'Jemput Bola' untuk Tutupi Kekurangan Anggota PPS di Pilkada 2024

KPU DKI Bakal "Jemput Bola" untuk Tutupi Kekurangan Anggota PPS di Pilkada 2024

Megapolitan
Sudirman Said Bakal Maju Jadi Cagub Independen Pilkada DKI, Berpasangan dengan Abdullah Mansuri

Sudirman Said Bakal Maju Jadi Cagub Independen Pilkada DKI, Berpasangan dengan Abdullah Mansuri

Megapolitan
Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Sempat Masuk ke Rumah Korban

Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Sempat Masuk ke Rumah Korban

Megapolitan
Kondisi Terkini TKP Pengendara Motor Tewas Ditabrak Angkot, Lalu Lintas Berjalan Normal

Kondisi Terkini TKP Pengendara Motor Tewas Ditabrak Angkot, Lalu Lintas Berjalan Normal

Megapolitan
KPU DKI Jakarta Terima Konsultasi 3 Bacagub Jalur Independen, Siapa Saja?

KPU DKI Jakarta Terima Konsultasi 3 Bacagub Jalur Independen, Siapa Saja?

Megapolitan
Bakal Maju di Pilkada Depok, Imam Budi Hartono Klaim Punya Elektabilitas Besar

Bakal Maju di Pilkada Depok, Imam Budi Hartono Klaim Punya Elektabilitas Besar

Megapolitan
Seorang Pria Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar

Seorang Pria Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar

Megapolitan
74 Kelurahan di Jakarta Masih Kekurangan Anggota PPS untuk Pilkada 2024

74 Kelurahan di Jakarta Masih Kekurangan Anggota PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Denda Rp 500.000 Untuk Pembuang Sampah di TPS Lokbin Pasar Minggu Belum Diterapkan

Denda Rp 500.000 Untuk Pembuang Sampah di TPS Lokbin Pasar Minggu Belum Diterapkan

Megapolitan
Warga Boleh Buang Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu pada Pagi Hari, Petugas Bakal Lakukan 'OTT'

Warga Boleh Buang Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu pada Pagi Hari, Petugas Bakal Lakukan "OTT"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com