Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Disindir di Twitter Tidak Bisa Bedakan LRT Jakarta dan Jabodebek, Fraksi Nasdem: Dia Tidak Menyimak...

Kompas.com - 10/10/2023, 16:31 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Fraksi NasDem DPRD DKI Jakarta Jupiter angkat bicara setelah disindir komunitas transportasi yang menyebut fraksinya tidak bisa membedakan LRT Jakarta dan LRT Jabodebek.

Jupiter menyebut bahwa orang yang menyindirnya melalui media sosial itu justru yang tidak menyimak isi pandangan yang disampaikan.

"Itu yang menulis di Twitter itu dia itu tidak menyimak apa yang saya sampaikan," ujar Jupiter saat dihubungi pada Selasa (10/10/2023).

Baca juga: Disindir Tak Bisa Bedakan LRT Jakarta dan LRT Jabodebek, Ini Jawaban Fraksi Nasdem DPRD DKI

Jupiter menjelaskan pandangan umum yang dibacakan terhadap Raperda tentang APBD DKI 2024 dalam Rapat Paripurna itu memang membahas tarif LRT Jabodebek yang akan naik.

Maksud pandangan yang dibacakan itu bahwa NasDem meminta Pemprov DKI untuk komunikasi dengan pemerintah pusat agar tarif LRT Jabodebek tak dinaikan.

"Iya dong harus mengomunikasikan dengan pemerintah pusat karena ini kan untuk kepentingan rakyat. Pemprov DKI atau pemerintah pusat kan sama sama pemerintah yang memiliki keinginan untuk mensejahterakan rakyatnya," ujar Jupiter.

Menurut Jupiter, kritik kenaikan tarif LRT Jabodebek disampaikan karena transportasi umum berbasis rel itu tak hanya tak hanya melintas di Jakarta, tapi juga dapat mengakomodasi masyarakat di wilayah penyangga.

Baca juga: Komunitas Transportasi Sindir F-Nasdem DPRD DKI Tak Bisa Bedakan LRT Jakarta dan Jabodebek

"LRT ini kan bukan hanya di Jakarta tapi terintegrasi se-Jabodebek. Kita ingin transportasi ini jangan sampai naik harganya harus tetap murah untuk menjaga stabilitas agar masyarakat itu masih nyaman menggunakan transportasi umum," ucap Jupiter.

"Kalau semua pakai kendaraan pribadi ya macetnya luar biasa di Jakarta," katanya lagi.

Namun, pernyataan Jupiter berbeda dengan isi softcopy pandangan Fraksi Nasdem. Dalam draft tersebut, tidak ada permintaan kepada Pemprov DKI untuk berkomunikasi dengan Pemerintah Pusat terkait tarif LRT. 

Berikut merupakan potongan isi pandangan umum Fraksi Nasdem: 

"Fraksi NasDem memandang perlunya evaluasi dari harga tarif LRT yang saat ini adalah Rp 5.000 pada 1 Km pertama, dan akan lanjut penambahan tarif sebesar Rp 700 per Km, dan dengan angka tarif maksimum sebesar Rp 20.000. Hal ini akan berdampak kepada masyarakat yang akan beralih menggunakan kendaraan pribadi kembali, dan yang lebih parah lagi akan terjadi penumpukan pada satu moda transportasi umum yang akan menimbulkan penumpukan penumpang.

Baca juga: Heru Budi Bakal Minta Jokowi Groundbreaking Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai

 

Selain itu transportasi umum di DKI Jakarta belum menunjukkan adanya integritas antaramoda transportasi yang satu dengan yang lain. Tidak adanya pemahaman pengintegrasian moda transportasi antara PT LRT dan PT Transjakarta, ditunjukkan masih ditemukannya kendaraan transportasi PT Transjakarta yang tidak menjamah rute yang lebih luas dan terhubung dengan Stasiun LRT dan juga halte transjakarta serta Mikrotrans,".

Untuk diketahui, tarif minimal LRT Jabodebek saat ini yakni Rp 3.000 dan maksimal sebesar Rp20.000.


Jupiter mengatakan, tarif maksimal LRT Jabodebek Rp 20.000 untuk satu kalo perjalanan itu dapat memberatkan masyarakat yang setiap aktivitas menggunakan transportasi umum.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Megapolitan
Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Megapolitan
Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Pelaku Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Pelaku Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Megapolitan
Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Megapolitan
17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

Megapolitan
Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Megapolitan
Viral Video Geng Motor Bawa Sajam Masuk Kompleks TNI di Halim, Berakhir Diciduk Polisi

Viral Video Geng Motor Bawa Sajam Masuk Kompleks TNI di Halim, Berakhir Diciduk Polisi

Megapolitan
Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Megapolitan
Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Megapolitan
Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Megapolitan
DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

Megapolitan
Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com