JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Fraksi NasDem DPRD DKI Jakarta Jupiter angkat bicara setelah disindir komunitas transportasi yang menyebut fraksinya tidak bisa membedakan LRT Jakarta dan LRT Jabodebek.
Jupiter menyebut bahwa orang yang menyindirnya melalui media sosial itu justru yang tidak menyimak isi pandangan yang disampaikan.
"Itu yang menulis di Twitter itu dia itu tidak menyimak apa yang saya sampaikan," ujar Jupiter saat dihubungi pada Selasa (10/10/2023).
Baca juga: Disindir Tak Bisa Bedakan LRT Jakarta dan LRT Jabodebek, Ini Jawaban Fraksi Nasdem DPRD DKI
Jupiter menjelaskan pandangan umum yang dibacakan terhadap Raperda tentang APBD DKI 2024 dalam Rapat Paripurna itu memang membahas tarif LRT Jabodebek yang akan naik.
Maksud pandangan yang dibacakan itu bahwa NasDem meminta Pemprov DKI untuk komunikasi dengan pemerintah pusat agar tarif LRT Jabodebek tak dinaikan.
"Iya dong harus mengomunikasikan dengan pemerintah pusat karena ini kan untuk kepentingan rakyat. Pemprov DKI atau pemerintah pusat kan sama sama pemerintah yang memiliki keinginan untuk mensejahterakan rakyatnya," ujar Jupiter.
Menurut Jupiter, kritik kenaikan tarif LRT Jabodebek disampaikan karena transportasi umum berbasis rel itu tak hanya tak hanya melintas di Jakarta, tapi juga dapat mengakomodasi masyarakat di wilayah penyangga.
Baca juga: Komunitas Transportasi Sindir F-Nasdem DPRD DKI Tak Bisa Bedakan LRT Jakarta dan Jabodebek
"LRT ini kan bukan hanya di Jakarta tapi terintegrasi se-Jabodebek. Kita ingin transportasi ini jangan sampai naik harganya harus tetap murah untuk menjaga stabilitas agar masyarakat itu masih nyaman menggunakan transportasi umum," ucap Jupiter.
"Kalau semua pakai kendaraan pribadi ya macetnya luar biasa di Jakarta," katanya lagi.
Namun, pernyataan Jupiter berbeda dengan isi softcopy pandangan Fraksi Nasdem. Dalam draft tersebut, tidak ada permintaan kepada Pemprov DKI untuk berkomunikasi dengan Pemerintah Pusat terkait tarif LRT.
Berikut merupakan potongan isi pandangan umum Fraksi Nasdem:
"Fraksi NasDem memandang perlunya evaluasi dari harga tarif LRT yang saat ini adalah Rp 5.000 pada 1 Km pertama, dan akan lanjut penambahan tarif sebesar Rp 700 per Km, dan dengan angka tarif maksimum sebesar Rp 20.000. Hal ini akan berdampak kepada masyarakat yang akan beralih menggunakan kendaraan pribadi kembali, dan yang lebih parah lagi akan terjadi penumpukan pada satu moda transportasi umum yang akan menimbulkan penumpukan penumpang.
Baca juga: Heru Budi Bakal Minta Jokowi Groundbreaking Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai
Selain itu transportasi umum di DKI Jakarta belum menunjukkan adanya integritas antaramoda transportasi yang satu dengan yang lain. Tidak adanya pemahaman pengintegrasian moda transportasi antara PT LRT dan PT Transjakarta, ditunjukkan masih ditemukannya kendaraan transportasi PT Transjakarta yang tidak menjamah rute yang lebih luas dan terhubung dengan Stasiun LRT dan juga halte transjakarta serta Mikrotrans,".
Untuk diketahui, tarif minimal LRT Jabodebek saat ini yakni Rp 3.000 dan maksimal sebesar Rp20.000.
Jupiter mengatakan, tarif maksimal LRT Jabodebek Rp 20.000 untuk satu kalo perjalanan itu dapat memberatkan masyarakat yang setiap aktivitas menggunakan transportasi umum.