Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pedagang di Pasar Rawa Badak Pesimistis Harga Beras Tidak Kembali ke Semula

Kompas.com - 12/10/2023, 09:26 WIB
Baharudin Al Farisi,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Muhammad Chusein (45), salah satu pedagang beras di Pasar Rawa Badak, mengaku pesimistis dengan harga barang dagangannya tidak akan balik seperti semula.

Dia juga memprediksi bahwa kenaikan harga beras di pasar-pasar akan terus merangkak sampai Lebaran 2024.

“Ini kayaknya naik terus sampai Lebaran tahun depan. Mungkin juga turun, tapi harganya enggak balik kayak semula,” ujar Chusein saat ditemui Kompas.com di Pasar Rawa Badak, Koja, Jakarta Utara, Rabu (11/10/2023).

Baca juga: Harga Beras Melonjak, Pedagang di Pasar Rawa Badak Keruk Tabungan dan Berutang demi Tambah Modal

Chusein merasa kenaikan harga beras yang sudah berlangsung sejak 17 Agustus 2023 sangat menyulitkan para pedagang Pasar Rawa Badak Utara.

Bagaimana tidak, sebagian besar dari mereka terpaksa membongkar celengan.

"Iya, dari Agustus itu sudah mulai merangkak, merangkak, merangkak. Dijual, tapi nambah modal lagi, gitu terus (berulang). Dijual Rp 330.000, nambah lagi Rp 340.000. Gitu saja terus. Satu mobil (bermuatan beras) itu bisa tambah (modal) Rp 7 juta," ucap Chusein.

"Ya maksudnya kenaikan harga bisa Rp 7 juta (untuk sejumlah karung beras yang diangkut mobil bak terbuka). Yang punya celengan, pada bongkar celengan," lanjut dia.

Bukan hanya itu, terkadang Chusein juga berutang demi memiliki tambahan modal membeli beras.

Baca juga: Harga Beras Naik, Pedagang di Pasar Rawa Badak: Penghasilan Minus, Malah Utang untuk Modal

"Ngutang malah, ngutang semua, enggak kayak dulu. Orang-orang di dalam itu sudah pada ngeluh saat berjualan. Gali lubang tutup lubang," ujar Chusein.

Sementara Chuyenk (28), yang juga berjualan beras di Pasar Rawa Badak, menyebut kenaikan harga beras tidak sebanding dengan kualitasnya.

Menurut dia, beras yang mengalami kenaikam harga merupakan jenis dengan kualitas rendah.

"Harga beras kacau pokoknya, naiknya enggak kira-kira. Kalau misalnya baik barang bagus, enggak apa-apa. Ini sudah naik tapi barangnya jelek, sama saja bohong,” ungkap Chuyenk.

“Iya (yang kualitasnya rendah). Yang tadinya enggak laku, sekarang jadi laku. Itu, beras yang sering dikonsumsi, beras raskin, gitu,” lanjut dia.

Baca juga: Harga Beras Naik, tapi Barangnya Jelek”

Untuk harga eceran, mulanya modal beras di toko Chuyenk hanya Rp 10.000 per kilogram.

Namun, kini dia harus mengeluarkan modal Rp 15.000 untuk 1 kilogram beras.

“Kalau saya sebagai pedagang penginnya kayak dulu lagi, dinormalkan lagi. Maksudnya, jangan bikin yang sudah sulit, menjadi lebih sulit,” imbuh Chuyenk.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Megapolitan
Hadiri 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Hadiri "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Megapolitan
Pakai Caping Saat Aksi 'May Day', Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Pakai Caping Saat Aksi "May Day", Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Megapolitan
Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com