Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ditangkap Polisi Saat Akan Demo di Patung Kuda, Fahrizal: Enggak "Diapa-apain", Diperlakukan Baik

Kompas.com - 20/10/2023, 22:54 WIB
Xena Olivia,
Abdul Haris Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Fahrizal, mahasiswa dari Sekolah Tinggi Teknologi Terpadu Nurul Fikri mengaku tidak diapa-apakan oleh polisi usai dirinya ditangkap saat hendak berdemo di Patung Kuda Arjuna Wijaya, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Jumat (20/10/2023).

Untuk diketahui, Fahrizal merupakan satu dari total 12 mahasiswa yang ditangkap polisi saat akan berunjuk rasa dalam rangka sembilan tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo.

"Enggak diapa-apain, diperlakukan dengan baik. Diberi makan juga," ungkap Fahrizal kepada Kompas.com, Jumat.

Baca juga: Kapolda Metro Sesalkan Demo Mahasiswa di Patung Kuda Lewati Batas Waktu

Kendati begitu, Fahrizal tidak tahu apa alasan polisi menahan ia dan 11 mahasiswa lainnya.

Usai ditangkap, mereka dibawa ke Polsek Menteng, Jakarta Pusat.

"Kurang tahu (alasan ditangkap), turun dari Stasiun Gondangdia diamanin, diperiksa barang-barangnya," jelas Fahrizal.

Adapun Fahrizal dan 11 mahasiswa lain yang ditangkap telah dibebaskan oleh polisi.

"Sudah dikembalikan (orang yang ditangkap) karena dari siang jam 12-an atau jam 11-an sudah diamankan dan sudah dimintai keterangan," jelas Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal (Irjen) Karyoto saat ditemui di lokasi unjuk rasa, Jumat.

Baca juga: Polisi Sudah Bebaskan 12 Mahasiswa yang Ditangkap Saat Akan Demo di Patung Kuda

Karyoto menjelaskan, penangkapan dilakukan sebagai bentuk antisipasi keamanan dari kepolisian.

Pasalnya, polisi mendapat informasi tentang adanya penyusup yang berpotensi membuat rusuh.

Penangkapan 12 mahasiswa itu bukan tanpa alasan lantaran polisi melihat ada yang berbeda dari gelagat mereka.

"Kalau seseorang yang mau unjuk rasa bawaannya mungkin hanya ikut komando. Mungkin bawa spanduk dan lain-lain," ucap Karyoto.

"Kalau sudah bawa odol. Itu sudah mempersiapkan untuk mengurangi rasa sakit gas air mata. Berarti anak-anak ini punya niat-niat yang tidak baik. Ya, kami amankan saja untuk tidak demo," kata dia lagi.

Baca juga: Tangkap 12 Orang Sebelum Demo Kinerja Jokowi di Patung Kuda, Polisi: Ada Anak di Bawah Umur

Tak hanya itu, Karyoto mengatakan ada beberapa dari massa yang hendak unjuk rasa ini ternyata masih di bawah umur. Ia memperkirakan mereka adalah anak-anak yang masih di tingkat SMP dan SMA.

"Tentunya kan seharusnya dia belum saatnya. Dan dia tidak tahu apa yang sedang disampaikan kepada pemerintah atau apa. Itu kan perlu kedewasaan dalam berpikir," ucap Karyoto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Megapolitan
Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com