Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Keluhkan Asap Kebakaran TPA Rawa Kucing Bikin Mata Perih dan Sesak Napas

Kompas.com - 23/10/2023, 18:22 WIB
Joy Andre,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Sejumlah warga mengeluhkan kondisi asap imbas kebakaran di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Rawa Kucing, Neglasari, Tangerang.

Yuli (35) salah satunya. Kebakaran yang terjadi di TPA Rawa Kucing sejak Jumat (20/10/2023) tersebut membuat dirinya terpapar kabut asap setiap hari.

"Di sini jadi kena asap terus. Sesak banget," kata Yuli saat ditemui Kompas.com, Senin (23/10/2023).

Baca juga: Kesaksian Warga Saat Kebakaran TPA Rawa Kucing: Awalnya Api Kecil, lalu Jadi Lautan Api

Kondisi itu membuat Yuli agak kesulitan bernapas.

Sebab, dirinya akan lebih banyak menggunakan masker ketika berada di rumah.

Kondisi diperparah dengan kemarau panjang yang kini melanda Indonesia.

"Cuaca panas, ditambah kebakaran enggak padam-padam, jadi makin tebal asapnya kalau ada angin," kata Yuli.

Baca juga: Helikopter Mondar-mandir di Atas TPA Rawa Kucing, Bantu Padamkan Kebakaran Tumpukan Sampah

Warga lain bernama Fadil (28) juga mengatakan hal yang sama. Bagi dia, asap yang tebal membuat ia lebih sering mengeluarkan air mata.

Sebab, matanya terasa amat perih jika kabut asap menebal ketika angin berhembus.

"Mata perih banget. Ini baju juga bau sampah, tapi juga bau asap. Enggak kuat karena ditambah mataharinya panas banget," ujar Fadil.

Dirinya berharap agar petugas di lapangan bisa segera menangani kebakaran yang masih melanda.

"Pengin cepat-cepat selesai. Semoga bisa normal lagi dan asapnya hilang," harap Fadil.

Baca juga: 6 Penerbangan di Bandara Soekarno-Hatta Terdampak Asap Kebakaran TPA Rawa Kucing

Sebagai informasi, kebakaran di TPA Rawa Kucing sudah terjadi sejak Jumat (20/10/2023) sekitar pukul 14.00 WIB. 

Namun, hingga kini api belum bisa dipadamkan.

BNPB sebelumnya sudah menyatakan untuk turut mengerahkan helikopter water bomber guna memadamkan api yang tak kunjung padam di TPA Rawa Kucing.

Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Abdul Muhari mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) atau AirNav Indonesia.

"Iya (pakai helikopter). Sementara dialokasikan satu unit water bombing," kata Abdul saat dihubungi Kompas.com, Minggu (22/10/2023).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Mau Vandalisme, Fermul Kini Minta Izin Dulu Sebelum Bikin Grafiti di Fasilitas Publik

Tak Mau Vandalisme, Fermul Kini Minta Izin Dulu Sebelum Bikin Grafiti di Fasilitas Publik

Megapolitan
Pengelola Diminta Kembali Laporkan 7 Eks Pekerja yang Jarah Aset Rusunawa Marunda

Pengelola Diminta Kembali Laporkan 7 Eks Pekerja yang Jarah Aset Rusunawa Marunda

Megapolitan
Polisi Belum Tetapkan Virgoun Jadi Tersangka Kasus Dugaan Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Belum Tetapkan Virgoun Jadi Tersangka Kasus Dugaan Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Sederet Masalah Rumah Subsidi Jokowi di Cikarang: Bangunan Tak Kokoh, Keramik Terangkat, hingga Air Kotor dan Berbau

Sederet Masalah Rumah Subsidi Jokowi di Cikarang: Bangunan Tak Kokoh, Keramik Terangkat, hingga Air Kotor dan Berbau

Megapolitan
Polisi Tangkap Virgoun Usai Konsumsi Sabu dengan Seorang Perempuan

Polisi Tangkap Virgoun Usai Konsumsi Sabu dengan Seorang Perempuan

Megapolitan
Pemprov DKI Segel Bangunan di Menteng yang Diduga Langgar Aturan Perubahan Tata Ruang

Pemprov DKI Segel Bangunan di Menteng yang Diduga Langgar Aturan Perubahan Tata Ruang

Megapolitan
Hasil Tes Urine Virgoun Positif Metamfetamina

Hasil Tes Urine Virgoun Positif Metamfetamina

Megapolitan
Polisi Sita Sabu dan Alat Isap Saat Tangkap Virgoun

Polisi Sita Sabu dan Alat Isap Saat Tangkap Virgoun

Megapolitan
Pemkot Bakal Normalisasi Sungai Cidepit di Gang Makam Bogor

Pemkot Bakal Normalisasi Sungai Cidepit di Gang Makam Bogor

Megapolitan
Minta Inspektorat Periksa 7 Pekerja yang Jarah Rusunawa Marunda, Heru Budi: Harus Ditindak!

Minta Inspektorat Periksa 7 Pekerja yang Jarah Rusunawa Marunda, Heru Budi: Harus Ditindak!

Megapolitan
Pendukung Tak Ingin Anies Duet dengan Kaesang, Pengamat: Bentuk Penegasan Mereka Anti Jokowi

Pendukung Tak Ingin Anies Duet dengan Kaesang, Pengamat: Bentuk Penegasan Mereka Anti Jokowi

Megapolitan
Sudah Bayar Rp 250.000 Per Bulan, Air Warga Perumahan Subsidi Jokowi di Cikarang Sering Kotor dan Berbau

Sudah Bayar Rp 250.000 Per Bulan, Air Warga Perumahan Subsidi Jokowi di Cikarang Sering Kotor dan Berbau

Megapolitan
Pilu Ibu di Bogor, Kini Hanya Duduk di Kursi Roda karena Kerusakan Otak Usai Operasi Caesar

Pilu Ibu di Bogor, Kini Hanya Duduk di Kursi Roda karena Kerusakan Otak Usai Operasi Caesar

Megapolitan
Seniman Minta Disediakan Taman Khusus untuk Menggambar Grafiti

Seniman Minta Disediakan Taman Khusus untuk Menggambar Grafiti

Megapolitan
Suramnya Kondisi Rumah Subsidi Jokowi di Cikarang, Terbengkalai seperti Kota Mati hingga Jadi Tempat Mesum

Suramnya Kondisi Rumah Subsidi Jokowi di Cikarang, Terbengkalai seperti Kota Mati hingga Jadi Tempat Mesum

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com