Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelajar yang Kirim Teror Bom Palsu di Koja Trade Mall Diberi Sanksi DO?

Kompas.com - 03/11/2023, 09:25 WIB
Baharudin Al Farisi,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Sekolah SMA 114 Jakarta Utara Dwi Priyo Eko Santoso tak mau menjawab lugas apakah pihaknya akan memberi sanksi DO (drop out) bagi para siswanya yang terlibat teror bom palsu di Koja Trade Mall.

Dwi hanya mengatakan, mendidik seorang anak itu tidak bisa instan dan membutuhkan waktu panjang.

"Kami labelnya adalah pendidikan. Tentunya mendidik anak itu memerlukan waktu dan tidak bisa dibatasi dengan nama pendidikan," kata Dwi dalam jumpa pers di Mapolsek Koja, Jakarta Utara, Kamis (2/11/2023).

"Apalagi, anak-anak ini, seperti penjelasan Pak Kapolsek tadi, belum ada terindikasi dari apapun (terafiliasi jaringan teroris)," lanjut dia.

Baca juga: Polisi Belum Tetapkan Tersangka dalam Kasus Teror Bom Palsu di Koja Trade Mall

Dwi berjanji, pihaknya akan memberikan pembinaan berkelanjutan, tidak hanya kepada siswanya yang membuat laporan bom palsu saja, tetapi juga ke seluruh siswa/i di sekolahnya.

Jauh sebelum siswanya terlibat perkara itu, Dwi menyampaikan, pihak sekolah selalu mengedukasi murid-murid agar bijak menggunakan media sosial.

"Selalu saya ingatkan, ketika upacara, tadarus, atau khotbah Jumat, jangan gunakan media sosial untuk memberikan keresahan kepada masyarakat, perundungan, mengancam, atau berkata kasar," ungkap Dwi.

"Kami dan staf, semua bapak dan ibu guru, itu pasti konsen tentang hal itu. Karena kami dilabeli dengan pendidikan. Jadi, kami selalu memberikan arahan-arahan untuk pendidikan anak-anak kami itu," lanjut dia.

Ke depan, pihak sekolah juga akan bekerja sama dengan sejumlah lembaga untuk membina karakter siswa dan siswinya.

Saat ditanya kembali apakah pihak sekolah akan memberikan sanksi selain DO kepada siswa yang terlibat, Dwi hanya menjawab bahwa akan mempertimbangkannya. 

Baca juga: Teror Bom Palsu Hebohkan Koja Trade Mall, Ulah Pelajar SMA yang Mengaku sebagai Noordin M Top

Isi pesan WhatsApp FA terhadap H. Dalam kasus ini, FA mengatasnamakan Noordin M Top untuk melalukan teror bom di Koja Trade Mall, Kamis (2/11/2023).DOK. Polres Metro Jakarta Utara Isi pesan WhatsApp FA terhadap H. Dalam kasus ini, FA mengatasnamakan Noordin M Top untuk melalukan teror bom di Koja Trade Mall, Kamis (2/11/2023).

Untuk diketahui, sebanyak enam pelajar SMA 114 Jakarta diamankan terkait teror bom palsu Koja Trade Mall, Koja, Jakarta Utara, Kamis (2/11/2023).

Dalam pemeriksaan, lima dari enam siswa dipastikan terlibat teror bom palsu tersebut. Mereka adalah FA, H, RF, KH, dan SAL.

Peristiwa itu berawal dari RF yang memberikan nomor telepon H kepada FA.

Baca juga: Siswanya Bikin Teror Bom Palsu di Koja Trade Mall, Kepala Sekolah: Sebenarnya Mereka Anak Baik

FA kemudian menghubungi H melalui pesan singkat WhatsApp. FA menggunakan nama dan foto profil WhatsApp Noordin M Top, gembong teroris yang terlibat dalam sejumlah pengeboman obyek vital di Indonesia periode 2000-2005.

Begini isi pesan singkat tersebut: "Assalamualaikum. Apakah benar ini bersama Hilbram anggota Syiah? Kami akan melakukan pengeboman di daerah Koja Trade Mall. Jika kamu peduli dengan Noordin M Top, kamu harus mengikuti acara pengeboman."

H yang tidak mengetahui bahwa FA lah yang mengirim pesan itu langsung meng-capture percakapan tersebut dan mengirimkan ke akun Instagram Koja Trade Mall melalui direct message Instagram.

Menerima pesan itu, pihak Koja Trade Mall melaporkan ke Polsek Koja.

Setelah dilakukan penyisiran ke sejumlah sudut gedung, kepolisian tidak menemukan bom di Koja Trade Mall.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com