JAKARTA, KOMPAS.com - DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PDI-P, Dwi Rio Sambodo menilai persiapan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dalam menghadapi musim hujan dinilai belum maksimal.
Upaya mitigasi bencana banjir sebagai dampak dari musim hujan juga belum berjalan sesuai rencana. Hal ini terbukti dengan terendamnya sejumlah wilayah di Jakarta ketika hujan melanda beberapa waktu lalu.
"Upaya penanggulangan banjir belum dapat dikatakan siap apalagi maksimal. Contoh banjir yang melanda hampir seluruh rumah warga RT 13 Kebon Pala atau Kampung Melayu," ujar Rio melalui pesan singkat, Rabu (8/11/2023).
Di samping itu, kata Rio, durasi surutnya banjir yang merendam wilayah tersebut juga tidak mengalami perubahan. Dari data yang didapatkan Rio, tinggi muka air justru bertambah 50 sentimeter dibandingkan banjir terdahulu.
Baca juga: Antisipasi Banjir di Jakarta, Dinas SDA Diminta Siapkan Pompa Stasioner
Rio berpandangan, kondisi tersebut seharusnya tidak terjadi apabila upaya pencegahan dilakukan secara maksimal. Terlebih, Sodetan Ciliwung untuk menanggulangi banjir di Jakarta sudah selesai dibangun dan beroperasi.
"Seharusnya tahun ini Penjabat Gubernur sudah bisa mengklaim wilayah yang tidak lagi terendam, apalagi pasca dibuatnya sodetan kali Ciliwung. Tahun ini kami menginginkan setidaknya berita bagus terkait titik bebas banjir karena sodetan terbangun," kata Rio.
Diberitakan sebelumnya, banjir melanda wilayah DKI Jakarta pada 4 dan 5 November 2023 setelah dilanda hujan deras.
Proyek Sodetan Ciliwung yang disebut dapat menuntaskan 62 persen banjir di Jakarta pun dipertanyakan warga.
Mega proyek yang menghabiskan dana lebih dari Rp 1 triliun ini dianggap belum efektif menanggulangi banjir di Jalan Kebon Pala 2, RT 13/ RW 4, Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur.
Baca juga: Jurus Pemprov DKI Jakarta Bersiap Hadapi Ancaman Banjir pada Puncak Musim Hujan
Padahal, sodetan terowongan dengan panjang mencapai 1.268 meter itu, diklaim dapat mengalirkan air dengan volume 60 meter kubik per detik.
"Apalagi kan sodetan katanya sudah jadi, buktinya banjir lagi," ujar Ketua RT 12 Kebon Pala Sanusi saat ditemui, Minggu (5/11/2023).
Sanusi mengatakan, banjir merendam rumah warga usai hujan deras. Ia mendapat info bahwa Bendungan Katulampa sudah berstatus siaga tiga.
Bahkan, Pintu Air Depok dan Pintu Air Manggarai juga berstatus siaga tiga. Alhasil, ia memprediksi akan terjadi banjir besar.
"Jam 23.00 WIB, Sabtu kemarin, Katulampa diinfo siaga tiga, Pintu Air Depok dan Manggarai siaga tiga juga, saya bilang 'wah banjir gede nih'," ucap Sanusi.
Baca juga: Jakarta Masih Banjir meski Ada Sodetan Ciliwung, Pakar: Belum Semua Bantaran Sungai Dibenahi
Prediksi Sanusi benar. Sabtu malam, air menerjang rumah warga. Bahkan, tinggi air mencapai 175 sentimeter.
"Pagi menjelang siang, air sampai 175 sentimeter. Mau hampir dua meter," kata Sanusi.
Menurut dia, tak ada warga yang turun kala itu. Semua menyelamatkan diri dengan naik ke lantai dua rumah. Banjir masih menggenang hingga Minggu pukul 19.00 WIB.
Sanusi mengatakan, pada sore hari air sudah mulai surut menjadi 35 sentimeter. Menjelang petang, air kembali menggenangi rumah warga setinggi kurang lebih 50 sentimeter.
"Nah ini naik lagi nih. Tadi sudahlah agak surut sampai 35 sentimeter, sekarang naik 50 sentimeter," papar Sanusi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.