Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ironi Apatisnya Anak Muda di Depok Saat Memilih Kepala Daerahnya Sendiri

Kompas.com - 10/11/2023, 07:00 WIB
Larissa Huda

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sikap politik anak-anak muda di Kota Depok yang memilih menjadi golongan putih (golput) atau abstensi dalam pemilihan kepala daerah (pilkada) mengkhawatirkan.

Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kota Depok menilai bahwa muda-mudi di sana berpotensi untuk golput saat Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 mendatang.

"Sekarang itu begitu kan ya anak muda. Anak muda berpotensi untuk golput," ujar Lienda usai sesi sosialisasi politik bagi pemilih pemula di SMA Kasih Depok, Rabu (8/11/2023).

Baca juga: Minim Sosialisasi Pilkada 2024, Anak Muda di Depok Belum Tahu Siapa yang Berpotensi Gantikan Idris

Sayangnya antusiame ini berkebalikan dengan saat anak muda menghadapi Pemilihan Umum (Pemilu) 2019. Pada 2020, tingkat partisipasi Pilkada Kota Depok tak setinggi Pemilu 2019.

"Pemilu 2019 kemarin kita sudah melampaui target partisipasi dari 77 persen, yaitu di angka 82 persen. Tetapi Pilkada 2020 golput agak tinggi, jadi tingkat partisipasi turun ke 62 persen," kata dia.

Ironi

Direktur Parameter Politik Indonesia (PPI) Adi Prayitno menilai, salah satu penyebab Pilkada Depok tak diminati itu dipengaruhi oleh tingkat kesadaran dan tingkat pendidikan politik yang rendah.

"Ini tentu menjadi sesuatu yang sangat ironi karena Depok adalah kota yang berbatasan dengan Jakarta yang semestinya anak muda itu engage dan peduli dengan persoalan politik," ucap Adi kepada Kompas.com, dikutip Jumat (10/11/2023).

Baca juga: Fenomena Muda-mudi Depok: Antusias Hadapi Pemilu, tetapi Apatis Saat Pilkada

Adi menduga salah satu faktor anak muda tak tertarik untuk datang ke tempat pemungutan suara dan berpartisipasi dalam Pilkada Depok karena mereka apatis, tidak paham, dan tidak mengetahui informasi politik yang ada di sana.

Di sisi lain, Adi menduga sikap apatis anak muda itu terjadi lantaran mereka terlampau tak suka karena Depok ditengarai menjadi salah satu kota yang dinilai tidak pernah melakukan perubahan yang signifikan.

"Mungkin, bagi mereka siapa pun yang jadi Wali Kota Depok ini membuat anak muda di Depok tetap pesimistis. Sehingga, bagi mereka Pilkada Depok itu tak penting," ucap Adi.

"Mereka mungkin saja menganggap siapa pun yang terpilih tidak akan mampu memberikan sentuhan perubahan yang signifikan," ucap Adi lagi.

Baca juga: Kesbangpol: Anak Muda di Depok Berpotensi Golput

Minim sosialisasi

Sejumlah anak muda Depok menilai sosialisasi Pilkada Kota Depok 2024 masih belum terdengar gaungnya.

Seorang pegawai bank bernama Ibnu (27) menduga hal itu terjadi lantaran masih ada sekitar satu tahun lagi sebelum Pilkada Kota Depok 2024 terselenggara pada November mendatang.

Menurut dia, saat ini informasi yang berseliweran di media sosial ataupun media massa masih berfokus pada Pemilihan Presiden 2024.

"Sedangkan kalau Pilkada, saya sebagai warga Depok saja belum melihat atribut baliho dan lain sebagainya," kata pria yang tinggal di Kelapa Dua itu kepada Kompas.com, Kamis (9/11/2023).

Halaman:


Terkini Lainnya

Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com