Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cemarkan Lingkungan, Pabrik Arang Ilegal yang Ditutup di Bekasi Tak Punya Pengendali Emisi

Kompas.com - 15/11/2023, 22:20 WIB
Firda Janati,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Pabrik arang ilegal di Jatisampurna, Kota Bekasi, belum memiliki alat mumpuni untuk mengatasi pencemaran lingkungan.

Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup (PPKLH) pada Dinas Lingkungan Hidup Andy Frengky menyampaikan, pabrik tersebut kini telah ditutup.

"Pemilik usaha bersedia menutup karena sadar bahwa yang dilakukan itu mencemari lingkungan," ucap Frengky kepada wartawan di lokasi, Rabu (15/11/2023).

Baca juga: Pabrik Arang Ilegal di Bekasi Ditutup Usai Dikomplain Warga karena Cemari Lingkungan

Frengky mengatakan, pihaknya telah memberikan saran kepada pemilik pabrik supaya menyediakan alat pengendali emisi dalam pembuatan arang.

"Pemilik sudah menyampaikan akan merelokasi, tidak (menjalankan usaha) di sini lagi," imbuh dia.

Selain tak memiliki alat, pemilik pabrik juga tidak memiliki dokumen lingkungan.

"Enggak ada cerobong asap, ada exhaust-nya yang (seharusnya) ditangkap oleh wetscrubber," tutur dia.

Frengky melanjutkan, pihaknya akan tetap memantau apabila pemilik lahan akan pindah ke tempat lain.

Baca juga: Pabrik Arang Ilegal yang Ditutup di Bekasi Sudah Beroperasi 4 Bulan

Untuk sekarang, pabrik arang ilegal tersebut sudah tidak beroperasi.

"Mereka sudah tidak berproduksi, akan pindah. Proses pembersihan tempat informasinya dimulai 10 hari dari sekarang," paparnya.

Pabrik arang itu ditutup setelah ada warga yang melapor karena khawatir dengan pencemaran lingkungan.

Pemilik pabrik, Khoidirun mengatakan, pabrik telah beroperasi selama empat bulan.

Setelah pabriknya ditutup, ia akan mencari tempat baru sembari mengumpulkan dana untuk membeli alat agar pabriknya tidak mencemari lingkungan.

"Karyawan sekarang dirumahkan sampai ketemu tempat baru. Sejauh ini kami bikin manual, belum ada alat. Kami kumpulkan uang dulu baru nanti aman (buka kembali)," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Sadar Jarinya Digigit Sampai Putus, Satpam Gereja: Ada yang Bilang 'Itu Jarinya Buntung'

Tak Sadar Jarinya Digigit Sampai Putus, Satpam Gereja: Ada yang Bilang 'Itu Jarinya Buntung'

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Jadi Tersangka, Dijerat Pasal Pembunuhan dan Curas

Pembunuh Wanita Dalam Koper Jadi Tersangka, Dijerat Pasal Pembunuhan dan Curas

Megapolitan
Korban Duga Pelaku yang Gigit Jarinya hingga Putus di Bawah Pengaruh Alkohol

Korban Duga Pelaku yang Gigit Jarinya hingga Putus di Bawah Pengaruh Alkohol

Megapolitan
Geng Motor Nekat Masuk 'Kandang Tentara' di Halim, Kena Gebuk Provost Lalu Diringkus Polisi

Geng Motor Nekat Masuk 'Kandang Tentara' di Halim, Kena Gebuk Provost Lalu Diringkus Polisi

Megapolitan
Banyak Kondom Bekas Berserak, Satpol PP Jaga RTH Tubagus Angke

Banyak Kondom Bekas Berserak, Satpol PP Jaga RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Bukan Rebutan Lahan Parkir, Ini Penyebab Pria di Pondok Aren Gigit Jari Satpam Gereja hingga Putus

Bukan Rebutan Lahan Parkir, Ini Penyebab Pria di Pondok Aren Gigit Jari Satpam Gereja hingga Putus

Megapolitan
PN Jakbar Tunda Sidang Kasus Narkotika Ammar Zoni

PN Jakbar Tunda Sidang Kasus Narkotika Ammar Zoni

Megapolitan
Pelaku dan Korban Pembunuhan Wanita Dalam Koper Kerja di Perusahaan yang Sama

Pelaku dan Korban Pembunuhan Wanita Dalam Koper Kerja di Perusahaan yang Sama

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Curi Uang Rp 43 Juta Milik Perusahaan Tempat Korban Kerja

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Curi Uang Rp 43 Juta Milik Perusahaan Tempat Korban Kerja

Megapolitan
Pengemis yang Videonya Viral karena Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Pengemis yang Videonya Viral karena Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Megapolitan
Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Megapolitan
Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Megapolitan
Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Megapolitan
17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

Megapolitan
Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com