Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pabrik Arang Ilegal yang Ditutup di Bekasi Sudah Beroperasi 4 Bulan

Kompas.com - 15/11/2023, 20:58 WIB
Firda Janati,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Pabrik pembuatan arang ilegal yang ditutup di Jatisampurna, Kota Bekasi, sudah beroperasi selama empat bulan.

Pemilik pabrik Khoidirun mengatakan, pemilihan tempat yang dijadikan pabrik diurus oleh tim bagian lapangan.

"Ada yang orang lapangan sini, saya cuma dapat informasi ada tempat, soal izin gimana, dia yang urus. Baru empat bulan, tadinya ikut orang," kata dia kepada wartawan di lokasi, Rabu (15/11/2023).

Baca juga: Pabrik Arang Ilegal di Bekasi Ditutup Usai Dikomplain Warga karena Cemari Lingkungan

Khoidirun tidak mempermasalahkan penutupan pabriknya karena dikomplain warga.

"Sudah ada larangan seperti ini, ya saya ikut, enggak apa-apa," ucap dia.

Berkait dengan pendapatan, Khoidirun mengatakan, ia akan memikirkannya kembali.

"Ya pikir nanti (masalah omzet), karena sudah dari lingkungan begini, RT dan RW sudah turun ya sudah," imbuh dia.

Khoidirun menuturkan, pabrik arang yang barangnya dijual ke agen dan pasar ini merupakan usaha sendiri.

Ia memiliki dua orang karyawan. Pendapatan hariannya pun tak menentu.

Baca juga: Pemprov DKI Beri Sanksi 7 Pelaku Usaha yang Berpotensi Cemari Udara

Setelah pabriknya ditutup, Khoidirun akan mencari tempat baru sembari mengumpulkan dana untuk membeli alat agar pabriknya tidak mencemari lingkungan.

"Karyawan sekarang dirumahkan sampai ketemu tempat baru. Sejauh ini kami bikin manual, belum ada alat. Kami kumpulkan uang dulu baru nanti aman (buka kembali)," ucap dia.

Pabrik pembuatan arang ilegal itu ditutup setelah dikomplain warga yang khawatir dengan pencemaran lingkungan.

Lurah Jatirangga Ahmad Apandi mengatakan, pihaknya sudah memberikan teguran sebelumnya kepada pemilik pabrik.

"Dari warga juga tidak ada persetujuan terkait dengan usaha yang ada di sini. Jadi memang bisa dibilang ilegal, izinnya tidak ada," ujar dia.

Warga mengeluhkan asap yang ditimbulkan pabrik tersebut. Apandi juga telah menerima bukti berupa video dari warga terkait pencemaran itu.

"Kemarin khawatir terjadi kebakaran, melihat kondisi cuaca yang sedang panas," tutur dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gerindra DKI Usul 4 Nama Bacagub Jakarta ke DPP, Ada Ariza Patria dan Rahayu Saraswati

Gerindra DKI Usul 4 Nama Bacagub Jakarta ke DPP, Ada Ariza Patria dan Rahayu Saraswati

Megapolitan
Jangan Seolah Lepas Tangan, Direktur STIP dan BPSDM Diminta Ikut Tanggung Jawab atas Tewasnya Putu

Jangan Seolah Lepas Tangan, Direktur STIP dan BPSDM Diminta Ikut Tanggung Jawab atas Tewasnya Putu

Megapolitan
DPRD DKI: Tidak Ada Anggaran untuk Beri Pekerjaan Eks Jukir Liar Minimarket

DPRD DKI: Tidak Ada Anggaran untuk Beri Pekerjaan Eks Jukir Liar Minimarket

Megapolitan
Prabowo Kantongi Nama Kader Gerindra yang Akan Maju Pilgub DKI Jakarta

Prabowo Kantongi Nama Kader Gerindra yang Akan Maju Pilgub DKI Jakarta

Megapolitan
Paniknya Maling Motor di Koja, Ditangkap Warga Usai Aksinya Ketahuan sampai Minta Tolong ke Ibunya

Paniknya Maling Motor di Koja, Ditangkap Warga Usai Aksinya Ketahuan sampai Minta Tolong ke Ibunya

Megapolitan
Pengelola Minimarket Diminta Juga Tanggung Jawab atas Keamanan Kendaaraan yang Parkir

Pengelola Minimarket Diminta Juga Tanggung Jawab atas Keamanan Kendaaraan yang Parkir

Megapolitan
Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung 'Political Will' Heru Budi

Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung "Political Will" Heru Budi

Megapolitan
Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Megapolitan
Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Megapolitan
Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Megapolitan
Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Megapolitan
Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Megapolitan
'Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal'

"Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal"

Megapolitan
4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com