Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rumahnya Dibongkar karena Caplok Saluran Air, Warga Pejaten Barat: Seharusnya Keruk Kali Dulu...

Kompas.com - 21/11/2023, 15:22 WIB
Dzaky Nurcahyo,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Warga Pejaten Barat yang memiliki bangunan di atas saluran air memprotes pembongkaran oleh pihak Kelurahan. 

Meski bersalah karena bangunan rumahnya mencaplok saluran air, salah satu warga Wahyuningsih (39) menyayangkan pembongkaran yang menurutnya terlalu dini itu. 

Menurut dia, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dapat melakukan pencegahan banjir lain yang lebih mendesak yaitu pengerukan kali. 

“Kalau boleh kasih saran, seharusnya keruk dulu Kali Sarua-nya, baru saluran air ditertibkan,” kata dia kepada wartawan, Selasa (21/11/2023).

Baca juga: Tak Mau Wilayahnya Jadi Langganan Banjir, Lurah Pejaten Barat Bongkar 45 Bangunan di Atas Saluran Air

Dia mengatakan, Kali Sarua sudah semakin dangkal karena endapan lumpur. Saking dangkalnya, kali itu menjadi tempat bermain anak-anak. 

Berbanding terbalik dengan saluran PHB, saluran air ini disebut memiliki kedalaman lebih dari 1,5 meter.

Akibatnya, saat hujan dengan intensitas tinggi mengguyur, air dari kali justru berbalik arah ke saluran PHB, bukan mengalir dari saluran PHB menuju ke Kali Sarua.

“Jadi terbalik gitu kalau lagi musim hujan. Soalnya lebih dalam saluran air daripada kalinya,” ungkap dia.

Senada dengan Wahyuningsih, Suhandi (43) juga merasa pembongkaran bangunan yang berdiri di atas saluran air terlalu cepat.

Baca juga: Pasrah Rumahnya Dibongkar karena Caplok Saluran Air, Warga Pejaten: Kami Memang Salah...

Ia bahkan menilai sosialisasi yang dilakukan pihak Kelurahan kepada warga yang terdampak tak dilakukan secara menyeluruh.

“Saya tahunya pas sudah dikasih surat peringatan. Itu juga diminta cepat-cepat bongkar bangunannya. Enggak tahu kapan sosialisasinya,” tutur dia.

Ia juga menyayangkan niat Kelurahan Pejaten Barat yang ingin membiarkan saluran air dalam keadaan terbuka.

Pasalnya, beberapa balita pernah menjadi korban akibat saluran PHB yang tak tertutup rapat.

“Dulu ada balita yang hanyut karena saluran airnya terbuka. Makanya dibeton sama warga, patungan. Kalau dibuka lagi, takut kejadian serupa terulang,” imbuh dia.

Diberitakan sebelumnya, Lurah Pejaten Barat Asep Ahmad Umar beserta jajaran melakukan penertiban puluhan bangunan yang berdiri di atas saluran penghubung (PHB).

Baca juga: Lurah Pejaten Barat Bongkar Puluhan Bangunan di Atas Saluran Air

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Megapolitan
Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Megapolitan
Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Megapolitan
Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Megapolitan
Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com