JAKARTA, KOMPAS.com - Tim Pelaksana Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) RW Kelurahan Bungur meminta orangtua mendokumentasikan pemberian makanan tambahan (PMT) untuk anak mereka.
Hal ini bertujuan untuk memastikan pemberian makanan tambahan anak stunting tepat sasaran.
“Supaya tepat sasaran. Jangan nanti bapaknya pulang kerja, lihat ada makanan di meja, malah dimakan sama bapaknya,” kata Lurah Bungur AZ Rachman saat diwawancarai Kompas.com, Kamis (23/11/2023).
Baca juga: Lurah Bungur: Stunting Tanggung Jawab Seluruh Masyarakat
Selama pelaksanaan PMT di Kelurahan Bungur yang bertajuk “Power of Rp 2.000-stunting” atau PODs, belum pernah ada paket makanan yang salah sasaran.
“Belum pernah, karena PKK RW-nya sendiri yang terkadang langsung menyuapi si anak,” imbuh Rachman.
Berdasarkan sejumlah dokumentasi yang diterima Kompas.com, anak-anak stunting tampak memakan nasi dengan sop dengan lahap. Mereka juga menggenggam susu kotak UHT rasa coklat berukuran mini.
Untuk diketahui, Kelurahan Bungur membuat program pemberian makanan tambahan (PMT) bertajuk “Power of Rp 2.000-stunting” atau PODs.
Baca juga: Ada 41 Anak Stunting di Bungur, Puskesmas Lakukan Pemeriksaan secara Menyeluruh
Metode yang diterapkan adalah Rachman mengajak jajarannya mulai dari Karang Taruna, TP PKK, RT/RW, ASN, dan tiga pilar untuk patungan sebesar Rp 2.000 perhari sebagai anggaran membuat PMT.
Program yang akan berjalan selama 60 hari itu telah berlangsung selama 56 hari, terhitung Kamis (23/11/2023).
Adapun, program PODs bertujuan untuk mengatasi 41 kasus stunting di wilayah Kelurahan Bungur. Hasil evaluasi bulan pertama, PODs terbukti mendorong tumbuh kembang anak stunting hingga 80 persen.
Baca juga: Lurah Bungur Ajak Jajarannya Patungan Rp 2.000 Per Hari untuk Siapkan Makanan Anak Stunting