Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trotoar Margonda Dibongkar Lagi, Pemkot Depok Dinilai Tak Punya Rencana Matang soal Tata Ruang

Kompas.com - 27/11/2023, 14:54 WIB
Wasti Samaria Simangunsong ,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi


DEPOK, KOMPAS.com - Pengamat tata kota Yayat Supriatna menilai pembongkaran kembali trotoar di Jalan Margonda Raya menunjukkan ketidakmatangan Pemerintah Kota Depok dalam membuat perencanaan tata ruang.

Pasalnya, belum setahun usai revitalisasi, trotoar Jalan Margonda Raya kembali dibongkar untuk mengatasi banjir di sekitar lokasi.

Ia menilai, ketidaktahuan kontraktor akan masalah tata ruang air membuat banjir kerap terjadi, meski trotoar dan sistem drainase telah diperbaiki.

"Dari sisi kualitas teknis apakah perencanaan trotoar itu sejak awal betul-betul direncanakan secara matang atau tidak? Jangan-jangan kesalahannya itu adalah tidak memetakan (sumber daya air), atau kontraktornya tidak paham, sekadar jadi," kata Yayat melalui sambungan telepon dengan Kompas.com, Senin (27/11/2023).

Baca juga: Belum Lama Direvitalisasi, Trotoar Margonda Kini Dibongkar Lagi

Menurut dia, terkadang kontraktor tidak memerhatikan masalah geometrik jalan, masalah pipa air, hingga tingkat kemiringan jalan.

Padahal dalam teknis pengerjaan, untuk keperluan-keperluan ini tidak bisa dikerjakan sendiri, melainkan harus berkoordinasi pula dengan dinas terkait.

"Sebelum pekerjaan itu dilaksanakan, terpetakan tidak masalah potensi air yang berubah aliran, titik air, atau titik genangan yang tidak terpecahkan. Pekerjanya itu bersinergi dengan dinas lain atau lembaga lain tidak?" ungkapnya.

Baca juga: Masih Ada Banjir, Penyebab Trotoar Margonda Dibongkar Lagi meski Sudah Direvitalisasi

"Biasanya trotoar dikerjakan oleh dinas pekerjaan umum, kalau di bawahnya ada gorong-gorong saluran air itu harus nanya sama bagian sumber daya air. Apalagi kalau ada pipa air di situ," kata Yayat.

Sehingga, jika pengerjaan dilakukan dengan kualitas teknis yang rendah, cenderung butuh biaya perawatan yang lebih mahal. Apalagi, bila terjadi kesalahan desain.

"Jadi saya kira persoalan itu masalah kordinasi pengawasan dan pekerjaan teknis serta pemahaman di lapangan yang tidak sepenuhnya dipahami kontraktornya atau pengawas secara maksimal," ujar dia.

Baca juga: Rombongan Pelajar SMA Tak Pakai Helm dan Terabas Trotoar di Perempatan Panglima Polim

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Megapolitan
Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan 'Treadmill' untuk Calon Jemaah Haji

Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan "Treadmill" untuk Calon Jemaah Haji

Megapolitan
Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com